Selasa 09 Jan 2018 12:52 WIB

Video Porno Anak Buktikan Indonesia Jadi Sasaran Pedofil

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Agus Yulianto
Anggota DPD RI, Fahira Idris.
Foto: ist
Anggota DPD RI, Fahira Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite III DPR RI Fahira Idris mengapresiasi gerak cepat Kepolisian Daerah Jawa Barat yang berhasil meringkus enam orang pembuat konten video porno anak dan perempuan dewasa di Bandung. Dari kepolisian diketahui video tersebut merupakan pesanan warga negara Kanada. Kejadian ini menandakan Indonesia masih menjadi target industri pornografi anak dan jaringan paedofil dunia.

Fahira menuturkan, kejahatan yang menjadikan anak sebagai objek seksual yang direkan dan perjualbelikan sudah terjadi sekian kali dalam beberapa tahun belakangan ini. Meskipun, kejahatan seksual terhadap anak sudah dikategorikan kejahatan luar biasa.

"Meski ancaman hukuman berat dari pasal berlapis dari UU Perlindungan Anak, UU Pornografi dan UU ITE dengan hukuman minimal 10 tahun sampai seumur hidup serta hukuman tambahan kebiri kimia, namun masih ada orang yang berani melakukan kejahatan tersebut," ucap dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (9/1).

Dia menduga, di balik berulangnya kasus tersebut terdapat jaringan besar dari industri pornografi anak dan jaringan pedofil dunia di mana Indonesia masih menjadi sasaran. Untuk itu, Indonesia harus menunjukkan bahwa hukum Indonesia tidak main-main dengan mengirim peringatan keras baik kepada para pelaku yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.

Menurut Fahira, kejahatan mereka setara kejamnya dengan pelaku terorisme dan pengedar narkoba. Indonesia, tegas dia, tidak boleh lagi menjadi sasaran pedofil dunia.

"Saya minta, untuk yang di Bandung ini, baik polisi, jaksa, maupun hakim tuntut dan vonis seberat-seberatnya para kriminal ini. Tidak boleh ada ruang bagi pedofil di negeri ini," katanya.

Fahira pun meminta, kementerian terkait segera turunkan tim untuk merehabilitasi psikologis anak korban kekerasan seksual ini secara maksimal untuk memulihkan trauma. Juga, untuk mencegah agar mereka tidak menjadi pelaku di kemudian hari.

Dia menuturkan, bahwa kejahatan ini sudah terorganisir dan termasuk kejahatan luar biasa. Dia menyampaikan perlunya memperlakukan kasus ini secara luar biasa dan langkah sistematis untuk membongkar jaringan tersebut. Bukan hanya terbatas pada perilaku, namun sampai mereka yang memperjualbelikan konten pornografi anak baik dalam maupun luar negeri.

Dia mencontohkan keberhasilan Project Spade yang berhasil membongkar kejahatan pornografi anak terbesar di dunia pada 2013, berawal dari penyelidikan terhadap seorang pria di Taronto yang diduga menjalankan perusahaan sejak 2005 untuk mendistribusikan video-video yang berisi pornografi anak. Polisi kemudian melacak data pelanggan perusahaan itu di seluruh dunia dan berhasil membongkar industri pornografi anak dan pelaku paedofil hingga ke Amerika, Australia, Jerman, Rumania dan Ukraina, hingga Georgia. Keberhasilan operasi ini telah menyelamatkan ratusan anak dari para predator.

"Saya berharap Kepolisian Indonesia bisa melakukan terobosan dan melakukan kerjasama dengan interpol untuk membongkar industri pornografi anak ini serta mampu menyasar para paedofil dunia yang menjadikan anak-anak Indonesia sebagai targetnya," tutupnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement