Senin 08 Jan 2018 09:36 WIB

Longsor Terjadi di Ponorogo, Dua Orang Dilaporkan Tewas

[ilustrasi] Pengungsi beraktivitas di rumah darurat Desa Banaran, Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (19/12). Sebanyak enam Kepala Keluarga (KK) yang tempat tinggalnya terancam longsor sejak beberapa hari lalu mengungsi di bekas rumah darurat yang sebelumnya ditempati para pengungsi korban bencana longsor pada 1 April lalu.
Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
[ilustrasi] Pengungsi beraktivitas di rumah darurat Desa Banaran, Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (19/12). Sebanyak enam Kepala Keluarga (KK) yang tempat tinggalnya terancam longsor sejak beberapa hari lalu mengungsi di bekas rumah darurat yang sebelumnya ditempati para pengungsi korban bencana longsor pada 1 April lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Tanah longsor di Dusun Gondang, Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, menimbun rumah milik Soirin mengakibatkan dua orang, Ria Lestari (23) dan anaknya Venesia Aulia Andriani (2 bulan) tewas tertimbun, Ahad (7/1) malam. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono, Senin (8/1), menuturkan tim BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan yang melakukan pencarian telah berhasil mengevakuasi kedua korban tewas tersebut pada Ahad pukul 23.00 WIB.

"Kedua korban yang meninggal, Ria Lestari dan Aulia Andriani sudah dievakuasi tadi malam. Hari ini kita melanjutkan pencarian sepeda motor yang masih tertimbun dan membersihkan reruntuhan tanah," kata Budiono.

Dia mengatakan, rumah yang tertimbun tanah longsor tersebut dihuni oleh lima orang. Namun, tiga orang lainnya berhasil menyelamatkan diri, yaitu Soirin (58), Misman (29) dan Musiyem (70).

Menurut Budiono, di wilayah Kecamatan Sawoo dan sekitarnya terjadi hujan deras sejak siang hingga sore. Setelah hujan reda, tanah labil dengan kemiringan sekitar 45 derajat di belakang rumah Soirin longsor dan menimbun rumah.

"Hujan turun dengan intensitas tinggi mulai siang hingga sore. Setelah reda, kebun jagung yang berada di belakang rumah seluas sekitar 300 meter persegi dengan kemiringan sekitar 45 derajat longsor dan menimbun rumah Soirin," jelasnya.

Selain berkemiringan ekstrem, lanjut Budiono, tanah di belakang rumah Soirin juga tidak terdapat pohon tanaman keras penguat tanah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement