REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan 17 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di 17 Pemilihan Gubernur 2018. Salah satu yang daerah yang paling ditunggu-tunggu yakni Jawa Tengah di mana belum ada sikap dari Demokrat.
Untuk Pilgub Jawa Tengah, Demokrat pun akhirnya memilih berkoalisi dengan PDIP dan PPP. Ketiga partai itu mendukung calon gubernur dari pejawat Ganjar Pranowo dengan pasangan wakil gubernurnya Taj Yasin Maimun, putra dari ulama KH Maimun Zubair.
"Jateng kami mengusung pasangan calon gubernur saudara Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah incumbent, kemudian calon wakilnya Taj Yasin Maimun Anggota DPRD jateng, koalisi dengan PDIP dan PPP," ujar SBY dalam keterangan pers di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta pada Ahad (7/1).
Bergerak ke arah timur, koalisi Demokrat-PDIP tidak satu-satunya terjadi di Jawa Tengah, tetapi juga Kalimantan Barat. Kedua partai ini kembali melanjutkan koalisi di daerah tersebut meski dengan pasangan calon yang berbeda yakni Karolin Margret Natasa-Suryatman Gidot.
Adapun Karolin Margret Natasa adalah Bupati Landak incumbent, sementara calon wakilnya Suryatman Gidot adalah Bupati Bengkayang yang juga Ketua Partai Demorkat Kalimantan Barat.
"Kami sepakat dengan PDI Perjuangan untuk melanjutkan pasangan gubernur dan wakil gubernur. Gubernur dan wagub incumbent saat ini adalah PDI Perjuangan dan Partai demokrat. Koalisinya sekarang ini Partai Demokrat, PDIP dan PKPI," ujar SBY.
SBY pun sekaligus mematahkan mitos yang mengatakan Demokrat tidak mungkin berkoalisi dengan partai tertentu. Menurut SBY, demi kepentingan rakyat yang lebih besar, partainya siap berkoalisi dengan partai apapun.
"Ada mitos kalau partai ini tidak mungkin berkoalisi dengan partai itu. Demokrat tidak. Kami punya doktrin, kebijakan. Demokrat siap berkoalisi dengan parpol mana pun. Kenapa kita untuk kepentingan rakyat, untuk bersama-sama," ujar SBY.