Ahad 07 Jan 2018 09:54 WIB

Purwakarta Sisir Pengangguran, Lalu Ini yang Dilakukan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di tengah kerumunan warga  di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Subang, Selasa (2/1)
Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di tengah kerumunan warga di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Subang, Selasa (2/1)

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta, menyisir warga yang pengangguran terutama perempuan usia produktif  tanpa keterampilan atau pekerjaan. Warga tersebut akan dibina untuk diciptakan menjadi tenaga kerja mandiri (TKM).

Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Kabupaten Purwakarta, Tuti Gantini, mengatakan, TKM ini merupakan program baru yang diluncurkan pemerintah pusat. Pada 2017 lalu, ada 20 warga yang mendapat bantuan program TKM yaitu, mereka dididik untuk bisa menjahit, membuat kue, dan kerajinan lainnya.

"Dua puluh warga yang beruntung itu merupakan penduduk Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani. Kini, mereka punya mesin jahit sendiri," ujar Tuti, kepada Republika.co.id, Jumat (5/1).

Menurut Tuti, meskipun program ini baru diluncurkan tetapi peminatnya sangat tinggi. Pada tahap pertama saja, ada 40 warga yang mendaftar. Akan tetapi, karena alokasi untuk alat bantuan dan anggarannya terbatas, maka kuotanya dibatasi jadi 20 penerima bantuan saja.

Tahun ini program TKM akan berlanjut. Pihaknya berharap, kuota untuk Purwakarta bertambah supaya, jumlah pengangguran di wilayah ini semakin bekurang berganti dengan warga yang produktif, serta memiliki penghasilan tetap.

"Program tenaga kerja mandiri ini, tujuan utamanya untuk meningkatkan taraf ekonomi. Karena itu, sasarannya usia produktif dari 19-29 tahun," ujarnya.

Sementara itu, Miranti Kusmiati (25 tahun) warga Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, mengatakan, dia berharap program baru ini bisa menyasar ke semua wilayah. Sehingga, ibu-ibu rumah tangga yang menganggur, bisa memiliki keterampilan dan ke depannya mereka bisa menjadi produktif.

"Kami juga ingin membantu pekerjaan suami. Supaya, taraf ekonomi meningkat. Tetapi, kami ingin bekerja di rumah. Dengan begitu, anak-anak tetap terawasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement