Sabtu 06 Jan 2018 19:17 WIB

Banyak Jalur Ilegal, Nunukan Dinilai Rawan Radikalisme

[ilustrasi] Sebuah speed boat dari Tawau Malaysia saat tiba di Pelabuhan Sei Nyamuk Pulau Sebatik Nunukan  dengan latar belakang Tawau Malaysia, Sabtu (27/4). Penyebarangan dengan menggunakan speed boat te
Foto: ANTARAFOTO
[ilustrasi] Sebuah speed boat dari Tawau Malaysia saat tiba di Pelabuhan Sei Nyamuk Pulau Sebatik Nunukan dengan latar belakang Tawau Malaysia, Sabtu (27/4). Penyebarangan dengan menggunakan speed boat te

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia rawan menjadi jalur keluar masuknya kelompok radikalisme dari dan ke Filipina. Komandan Kodim 0911 Nunukan Letkol CZi Abdillah Arif di Nunukan, Sabtu (6/1) menyatakan, pihaknya senantiasa siap siaga dalam setiap saat guna memantau wilayah perbatasan dari pemanfaatan kelompok radikal.

Kerawanan tersebut karena banyaknya jalur ilegal yang dapat dimanfaatkan kelompok tertentu sebagai jalur keluar masuk karena dianggap tidak terpantau. Ia tidak menampik, Kabupaten Nunukan yang berada di tapal batas dijadikan jalur bagi kelompok radikalisme menuju Filipina melalui Malaysia.

Untuk menjaga wilayah kerjanya, Kodim 0911 Nunukan terus menjalin komunikasi dengan aparat kepolisian RI dan Malaysia terkait masalah terorisme atau radilkalisme tersebut. Komunikasi yang dijalin dengan negara tetangga berhubungan saling tukar informasi. "Memang saat ini kami waspadai terorisme dari negara tetangga Filipina yang bisa saja masuk ke Indonesia melalui Nunukan," kata Abdillah.

Abdillah mengatakan, selama ini pihaknya terus memantau kondisi di wilayah kerjanya sebagai antisipasi dijadikan celah bagi jaringan kelompok terorisme menyeberang ke Malaysia tujuan Filipina melalui jalur laut masuk ke Kabupaten Nunukan. Tidak tertutup kemungkinan, pascakekalahan kelompok ISIS di Pulau Marawi Filipina kelompoknya melarikan diri masuk Indonesia melalui Kabupaten Nunukan. Oleh karena itu, penjagaan dan pengawasan jalur perbatasan terus dipantau dan diawasi dengan seksama.

Hal ini pula berkaitan dengan penangkapan seorang warga Tasikmalaya, Jabar berinisial RN (25) yang masuk Jaringan Anshorut Daulah (JAD) diduga kelompok jaringan terorisme Filipina pada 31 Desember 2017 di Kelurahan Nunukan Tengah Kabupaten Nunukan. Oleh karena itu, daerah itu memang rawan menjadi jalur keluar masuk atau persinggahan atau dijadikan pos bagi kelompok radikalisme yang hendak keluar atau masuk Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement