Sabtu 06 Jan 2018 13:55 WIB

Kapolda Turunkan Tim Siber Cegah Isu SARA di Pilkada Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolda Jabar, Irjen Pol Drs Agung Budi Maryoto
Foto: Republika/Djoko Suceno
Kapolda Jabar, Irjen Pol Drs Agung Budi Maryoto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polda Jabar, telah melakukan antisipasi untuk mencegah beredarnya konten berbau SARA. Menurut Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, pihaknya telah menyiapkan tim patroli cyber untuk mencari konten berbau SARA dalam pelaksana Pilkada Serentak di dunia maya.

Agung mengatakan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kekisruhan seperti Pilkada DKI lalu. Tim khusus tersebut, akan mengawasi dan mencari konten yang bisa melanggar UU ITE.

"Apabila ada konten dalam konteks Pilkada yang mengarah pada UU ITE, akan dilakukan penyelidikan sampai penegakan hukum," ujar Agung saat ditemui usai gelar pasukan di Lapangan Gasibu Bandung, Jumat (5/1).

Menurut Agung, tim tersebut sudah berjalan. Namun sejauh ini masih belum menemukan konten provokatif yang bisa mengganggu kondusifitas. Ia pun mengimbau kepada seluruh pasangan calon pemimpin daerah yang ikut kontestasi agar menjalankan semua tahapan sesuai aturan. Itu berlaku juga kepada para simpatisan dan tim sukses.

"Kami mengimbau untuk menjaga kemanana dan ketertiban. Ini pesta demokrasi, pestanya rakyat. Saya percaya rakyat Jabar santun, religius," katanya.

Untuk pengamanan Pilkada dan Pilgub, kata dia, Polda Jabar menyiapkan 21.438 personel. Kekuatan itu akan mendapat pasokan tambahan dari TNI sebanyak 2.700 personel. Mereka akan disebar ke sejumlah wilayah di Jabar.

"Yang paling banyak menyedot kekuatan itu pas pemungutan suara. Karena ada sekitar 60 ribu TPS (tempat pemungutan suara)," katanya.

Menurutnya, semua daerah punya karakteristik potensi kerawanan yang berbeda. Sejauh ini semua daerah masih aman. Namun, pihaknya sudah menyiapkan strategi khusus jika suatu daerah mengalami gangguan kondusifitas.

"Kami akan menerjunkan satu kompi brimob dan satu kompi TNI. Tapi saat ini melihat perkembangan dulu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement