REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu perusahaan besar dari Grup Ratu Prabu berminat untuk menanamkan modalnya di proyek Light Rail Transit (LRT) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Total investasinya mencapai 25 miliar dolar AS.
"Total investasinya sekitar 25 miliar dolar AS selama lima tahun mulai 2020 sampai 2025 terbagi tiga tahapan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/1).
Menurut Sandiaga, konsep yang ditawarkan Ratu Prabu sudah cukup matang yaitu membangun 200 kilometer tambahan LRT. Proyek tersebut dibangun di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Konsep yang digunakan adalah Bussines to Bussines (B2B) tanpa dukungan pemerintah dalam pemberian jaminan dengan total dana yang akan digalang sebesar Rp 320 Triliun. Investor yang dilibatkan dalam proyek ini berasal dari Korea, Cina, dan Jepang.
Sandiaga menambahkan, ia sangat mendukung investasi tersebut karena ia menilai hal tersebut merupakan solusi konkret untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Hingga saat ini, pihak investor dikabarkan telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Kemneterian Perhubungan Republik Indonesia.
"Rencananya akan dimatangkan dan jumlah lapangan kerja yang bisa tercipta itu kami sekarang sedang kaji berapa jumlahnya. Tapi kami akan memastikan bahwa Jakarta punya transportasi berbasis rel yang tidak kalah dengan kota besar di luar negeri," tambah Sandiaga.