REPUBLIKA.CO.ID, KUTAWARINGIN, BANDUNG -- Sebanyak 44 rumah di RT 4 RW 03, Kampung Cipedung, Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung terendam banjir setinggi dua meter sekitar pukul 01.00 WIB, Kamis (4/1) dini hari. Meski termasuk daerah langganan banjir, namun genangan air ini lebih tinggi dan meluas.
Salah seorang warga RT 02, Didi (75) mengungkapkan hujan deras terjadi sejak pukul 23.00 WIB, Rabu (3/1) hingga pukul 01.00 WIB Kamis dini hari (4/1). Kejadian yang tidak disangka tersebut akhirnya membuat warga tak sempat menyelamatkan barang-barang miliknya.
"Banjir kali ini paling parah. Biasanya 30-50 centimeter. Sekarang sampai dua meter," ujarnya, Kamis (4/1).
Didi sendiri mengaku tidak berhasil menyelamatkan harta bendanya. Bahkan perabotan dan barang elektronik miliknya ikut rusak terendam banjir.
Ia menuturkan, air mulai surut sekitar pukul 05.00 WIB. Kemudian sesudahnya, para warga membersihkan rumah dari lumpur sisa banjir.
Ia mengungkapkan, Kampung Cipedung berada di bibir sungai Cipendung. RT 04 menjadi wilayah terparah karena berada tepat di bibir sungai.
Sementara Ketua RW 03 Sutarli, mengatakan, total ada 44 rumah dari sekitar 50 KK yang terendam.
"Tidak ada korban jiwa tapi dua rumah rusak nyaris ambruk," ujar Ketua RW 03, Sutarli.
Menurutnya banjir terjadi karena menyempitnya dan dangkalnya sungai Cipedung serta banyaknya sampah di sepanjang sungai tersebut.
"Tapi ini paling parah setelah adanya tol Soroja," ungkapnya.