REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata sepanjang 2017 tercapai meski Gunung Agung erupsi tiga bulan terakhir. Gunung Agung di Kabupaten Karangasem meletus sejak pertengahan November dan masih berlangsung hingga hari ini.
"Peningkatan kunjungan sampai dengan Desember 2017 sudah di atas 5,5 juta wisman. Kisarannya 5,7-5,8 juta wisman," kata Yuniartha Putra dijumpai Republika di Gedung Wisti Saba, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (3/1).
Pemerintah Provinsi Bali menargetkan 5,5 juta wisman berkunjung ke Bali sepanjang 2017, meningkat dari lima juta wisman setahun sebelumnya. Jumlah kunjungan secara keseluruhan meningkat 15-16 persen. Wisatawan Cina masih mendominasi kunjungan, disusul Australia, India, Jepang, dan Inggris.
"Meski terjadi penurunan kunjungan wisman empat bulan terakhir, namun jumlahnya tetap meningkat jika dikomparasi dengan setahun sebelumnya," kata Yuniartha Putra.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho memaparkan jumlah wisman yang datang ke Bali per November 2017 mencapai 361.006 kunjungan. Angka ini turun 12,64 persen year on year (yoy) dibandingkan November 2016, atau turun 22,38 persen month to month (mtm) dibanding Oktober 2017.
Jumlah wisman yang datang melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menurun 9,63 persen yoy atau 22,55 persen mtm. Meski demikian, wisman yang datang melalui pelabuhan laut pada November 2017 justru naik 6,09 persen dibandingkan Oktober 2017.
"Penurunan wisman yang datang November 2017 diduga terkait dengan Gunung Agung yang mulai berstatus awas sejak 21 September 2017," kata Adi.
Penurunan jumlah wisman diikuti adanya travel advice dan travel warning sejumlah negara. Penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama dua setengah hari juga berpengaruh pada kunjungan wisatawan ke Bali. Beberapa negara yang mengeluarkan travel warning adalah Cina, Australia, Inggris, Singapura, Irlandia, dan Selandia Baru.
Advertisement