REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG SELOR -- Sebanyak delapan penumpang menjadi korban tewas dari kapal speedboat Anugrah Express yang terbalik setelah beberapa menit berlayar dari pelabuhan. Delapan korban tersebut untuk sementara ini diidentifikasi berasal dari tiga kota yang berbeda. Ada yang berasal dari Tanjung Selor, Tarakan dan Berau, Kalimantan Timur.

Data korban meninggal saat ini dari hasil pantauan siaran langsung salah satu media berita lokal melalui mereka yaitu pasangan Hj Ahmad dan Hj Nuryana yang tinggal di Jalan Pahlawan, Tanjung Selor. Korban lainnya yaitu Ahmad, seorang balita warga Jembatan Besi Tarakan, Felisa dan Natasya keduanya perempuan warga Jalan Akbar Sawipa Kabupaten Berau Kalimantan Timur, serta perempuan Aying, lelaki Mirno, lelaki M Alafsih, yang masih belum diketahui alamatnya.

Salah satu ABK Kapal, Nasik menyatakan kapal tersebut tenggelam setelah baru saja berlayar dari pelabuhan dengan jarak kurang lebih 500 meter. Kondisi gas belum berada di posisi full dan kapal berangkat dari pelabuhan pukul 08.15 WIB.

"Penyebab tenggelam bukan karena gelombang karena jarang ada gelombang. Bisa jadi karena terkena batang pohon," ujar Nasik kepada media lokal yang berada di lokasi kejadian, Senin (1/1).

Kapolres Bulungan AKBP Muhammad Fachry hadir di lokasi untuk memimpin langsung proses evakuasi kapal dan korban. Hingga pukul 11.01 WIB petugas masih berusaha mengangkat kapal agar mengapung sebelum air kembali pasang dan semakin menenggelamkan kapal.

Kapal speedboat Anugrah Express berangkat dari Tanjung Selor menuju Tarakan ini dikabarkan mengangkut 48 penumpang. Delapan orang korban meninggal yang salah satunya merupakan seorang balita.

Ikuti Whatsapp Channel Republika