Ahad 31 Dec 2017 09:42 WIB

Pemprov Jabar akan Bangun Science and Technology Park

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memberikan sambutan pada pembukaan Rakernas Majelis Ekonomi Kewirausahaan dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah, di Kota Bandung, Rabu (13/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memberikan sambutan pada pembukaan Rakernas Majelis Ekonomi Kewirausahaan dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah, di Kota Bandung, Rabu (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah merancang Science and Technology Park (STP) Jawa Barat, di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. STP ini, merupakan kawasan sains dan teknologi, atau sebuah wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, rancangan STP Jabar ini disiapkan oleh Tim Science and Technology Park Jawa Barat berdasarkan surat perintah Gubernur Jawa Barat No. 050.05/2551/BP2D. "Kita canangkan di Cirebon sebagai STP pusat Jawa Barat," Heryawan yang akrab disapa Aher akhir pekan ini.

Menurut Aher, fungsi STP, antara lain menyediakan wahana untuk kolaborasi R&D berkelanjutan antar universitas, Lemlitbang, dan industri. Kemudian STP juga akan berfungsi memfasilitasi penumbuhan perusahaan berbasis imovasi melalui inkubasi dan prosesspin-off. "Juga menyediakan layanan bernilai tambah lainnya melalui penyediaan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi," katanya.

Ke depan, Aher mengatakan, ia akan membangun sejumlah STP Wilayah yang tersebar di seluruh penjuru Jawa Barat. Di antaranya, STP Jabar Wilayah Bodebekkapur Raya, Bandung Raya, Cirebon Raya, Pelabuhanratu Raya, Rancabuaya Raya, dan Pangandaran Raya. STP Cirebon, saat ini baru memiliki luas lahan 19 hektare dari 30 hektare yang direncanakan. Dengan rincian 18 hektare di kelurahan Kalijaga, dan satu hektar di kelurahan Argasunya, di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

"Tentu saja lahannya harus dibebaskan sehingga target 30 hektar itu bisa tercapai seluruhnya. Sekarang ada sekitar 11 hektar yang berada di tengah-tengah lahan itu milik masyarakat dan 19 hektar sudah dibebaskan," kata Aher.

Aher berharap, pembangunan STP supaya bisa dimulai pada 2018. Meskipun, proyek tersebut masih perlu dikaji lebih dalam lagi karena tidak hanya menyoal pembangunan fisik. "Tapi tentu harus didesain dan direkayasa terlebih dahulu dan disepakati oleh para pakar," katanya.

Aher mengatakan, di kawasan STP nantinya akan dikembangkan suatu knowledge industry, atau ilmu pengetahuan industri maka berbagai jenis penbangunan fisik akan mengikuti bidang pengetahuan industri apa saja yang akan dibangun. Ketika pengembangannya nano teknologi maka gedungnya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan Nano teknologi. "Begitupun ketika yang kita kembangkan adalah laoratorium robot atau laboratorium mangga gedong gincu, ikan sidat dan ikan nila, itu agrobisnisnya termasuk laboratoumnya, maka pembangunan gedungnya pun harus disesuaikan," kata Aher.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement