Sabtu 30 Dec 2017 18:18 WIB

Demiz: Pilgub Jabar Seksi Sehingga Dinamikanya Luar Biasa

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Ratna Puspita
Deddy Mizwar (kanan) saat mengadakan pertemuan dengan Akhmad Syaikhu (tengah) , pada Jumat (29/12) malam.
Foto: Instagram/@deddy_mizwar
Deddy Mizwar (kanan) saat mengadakan pertemuan dengan Akhmad Syaikhu (tengah) , pada Jumat (29/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat pada 2018 merupakan yang terseksi di Indonesia. Akibatnya, terjadi dinamika yang luar biasa pada perjalanannya.

“Jabar provinsi terseksi di Indonesia karena begitu luar biasanya dinamika yang terjadi,'' ujar Demiz, sapaannya, kepada wartawan selepas menghadiri wisuda Sekolah Tingga Agama Islam (STAI) Sukabumi di Gedung Anton Soedjarwo, Kompleks Sekolah Pembentukan Perwira Polri Kota Sukabumi Sabtu (30/12). 

Menurut Deddy, Pilgub 2018 mendatang sebenarnya sama kondisinya dengan 2013 lalu. Namun, dia mengatakan, pelaksanaan pilgub pada Juni 2018 ini memiliki keistimewaan, yakni berdekatan dengan pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (pileg) pada April 2019.

Deddy menerangkan, jarak waktu dari pilgub Jabar ke pilpres dan pilleg hanya sekitar 10 bulan. Dia menambahkan Jabar merupakan provinsi istimewa dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 karena jumlah penduduknya atau daftar pemilih tetap (DPT) merupakan terbesar di Indonesia.

Deddy mengungkapkan, kepastian pengusungan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar akan terlihat secara jelas pada 8-10 Januari 2018. Karena itu, dia meyakini, peta kandidat masih bisa berubah hingga waktu tersebut. 

Termasuk, dia menambahkan, rencana bersanding dengan Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. “Bisa berubah juga (dengan Dedi-red) bisa saja besok kita mati apa yang tidak mungkin,” kata dia. 

Saat ini, Deddy berujar, ia masih menjalin komunkasi dengan semua partai politik. Terakhir, dia menambahkan, silaturahim dengan politikus PKS Akhmad Syaikhu, yang mendatangi kediamannya pada Jumat (29/12) malam.

Deddy mengungkapkan pertemuan ini menunjukkan kedua pihak yang gagal mendapat dukungan dari DPP PKS masih bisa menjaga silaturahim serta tidak memiliki masalah. “Ini hanya politik saja,” kata dia. 

Deddy menerangkan, ia mengaku dekat dengan semua tokoh baik presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Megawati Soekarnoputri. Ia memandang semuanya adalah saudara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement