REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rahmat Fajar, Fuji E Permana, dan Mutia Ramadhani
Nama Ustaz Abdul Somad tiba-tiba semakin melejit di belantara dunia dakwah dan sosial di Tanah Air. Ustaz asal Pekanbaru, Riau, ini mendadak menjadi bahan perbincangan masyarakat luas, baik pro dan kontra.
Gerak-geriknya pun terus mendapat sorotan. Agenda ceramahnya diburu banyak kalangan. Nasihat-nasihat tausiyahnya diburu. Gaya ceramahnya lugas, berbobot, dan jenaka. Tak heran jika jamaah sering tersenyum dan tertawa mendengar ceramah ustaz alumni Maroko dan Mesir ini.
"Ceramah Ustaz Somad itu tegas, tidak bertele-tele, dan tidak membosankan. Saya suka logat dan bahasanya Ustaz Somad karena pakai Bahasa Melayu. Kalau ceramah bikin orang semangat dan berapi-api karena suaranya lantang," kata Faturrahman (20 tahun), warga Kelurahan Jurangmangu Timur, yang menghadiri Safari Dakwah Ustaz Somad di Masjid Jami Al Jihad, Tangerang, beberapa hari lalu.
Ketua Panitia Safari Dakwah Ustaz Abdul Somad di Masjid Jami Al Jihad, Ustaz Bahruddin Hanafi, mengatakan Ustaz Somad kerap berpesan agar umat harus mencintai tanpa melihat latar belakang suku dan ras apa pun.
"Ustaz Somad sangat nasionalis dan menjunjung nilai-nilai agama. Nilai-nilai agama mengajarkan kebaikan. Beliau adalah ulama yang menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Ustaz Bahruddin, Jumat (29/12).
Menurutnya, Ustaz Somad sosok yang sederhana, rendah hati dan tidak mau dipuji-puji. Ia juga menilai isi ceramah Ustaz Somad sangat menggugah dan menginspirasi.
Misalnya, ia mengingatkan jamaah untuk introspeksi menghadapi tahun 2018, meminta umat menuju kepada hal-hal yang lebih baik sambil meninggalkan hal-hal buruk, meminta agar umat meningkatkan ibadahnya dan meningkatkan hubungan kepada sesama manusia.
"Pesan beliau dari berbagai suku, ras, semuanya dapat disatukan dengan hati yang penuh cinta, cinta dasarnya ibadah kepada Allah SWT," ujar Bahruddin.
Kalangan selebritas juga ikut memberikan penilaian tentang Ustaz Somad. Tiga artis yang dikenal tekun dalam belajar agama Islam yaitu Teuku Wisnu, Dude Harlino dan Dimas Seto mengaku bangga bisa bertemu dan mendengarkan tausiyah dari Ustaz Abdul Somad.
Hal ini diketahui dari foto yang diunggah Dimas Seto di akun media sosial Instagram pribadinya, Kamis (28/12).
"Alhamdulillah, berkumpul bersama org2 yg selalu mengajak dalam kebaikan @ustadzabdulsomad," kata Dimas Seto dalam foto yang diunggahnya di Instagram pribadinya.
Dalam foto tersebut, ada Dimas Seto, Teuku Wisnu dan Dude Herlino yang berfoto bersama dengan Ustaz Abdul Somad.
Dude Harlino juga mengunggah foto kebersamaannya dengan Ustaz Abdul Somad. "Alhamdulillah bisa bertemu @ustadzabdulsomad, terima kasih untuk ilmu dan motivasinya Ustad, semoga Allah Ta’ala memberi kesehatan, keberkahan dan perlindungan, aamin," tutur Dude.
Tiga peristiwa
Ada sebab musabab mengapa Ustaz Somad begitu terkenal dan menjadi bahan perbincangan. Setidaknya, dalam waktu hampir dua bulan ini ada tiga peristiwa penting yang berpengaruh terhadap karier berdakwah Ustaz Somad.
Pertama, penolakan ceramah di Bali. Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) di Bali yang bergabung dan menamakan diri Komponen Rakyat Bali (KRB) menolak safari dakwah Ustaz Abdul Somad, Jumat (8/12). Puluhan orang anggota KRB berunjuk rasa di halaman Hotel Aston Denpasar, tempat Ustaz Somad menginap.
Ustaz Somad hari itu dijadwalkan mengisi pengajian di Masjid An-Nur di Jalan Diponegoro Denpasar pada pukul 20.00 WITA. Polisi kemudian melakukan mediasi antara pihak penolak dengan ustaz Somad.
Ustaz Somad pun diminta mengikrarkan janji dan sumpah setia di atas Alquran kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akhirnya dipenuhi. Namun, KRB yang didominasi anggota Laskar Bali tetap bersikeras menghentikan rencana tersebut.
Penolakan terhadap ustaz Somad pada mulanya disuarakan di media sosial oleh Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Agung Ngurah Harta dan salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bali, Arya Wedakarna. Ustaz Somad dinilai seorang yang mendukung tegaknya sistem khilafah di Indonesia.
Namun kemudian Laskar Bali menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Melayu, khususnya Muslim di Riau, atas peristiwa yang dialami Ustaz Abdul Somad di Bali, beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya, mengatakan dirinya berharap ke depannya persaudaraan sebangsa dan setanah air semakin erat.
"Kepada saudara kami di Riau yang sangat kami hormati. Kami umat Hindu di Bali sangat cinta damai, sangat cinta toleransi. Kami tidak bermaksud mengintimidasi ustaz. Kami salah paham karena kami tidak tahu. Saudara Muslim kami di Riau, jagalah kami, jagalah umat Hindu di Riau juga. Kami pun akan terbuka menjaga masyarakat Riau yang datang ke Bali. Semoga persaudaraan ini dipererat kembali," kata Ismaya, Senin (11/12) petang.
Ustaz Abdul Somad menyampaikan apresiasinya terhadap umat Hindu di Bali. Kehadiran Raja Pemecutan XI, Cokorda Pemecutan, pada tablig akbar di Masjid Baiturrahman Denpasar dinilainya sebagai bentuk sikap bersahabat dan bersaudara.
Ketua Forum Peduli Ustaz Abdul Somad (FPUAS), Ahmad Syaifullah mengatakan, Ustaz Somad menaruh hormat pada sikap Raja Pemecutan. Kehadiran beliau menunjukkan sikap masyarakat Bali yang sejati
"Umat Hindu di Bali sangat terbuka dengan kehadiran umat lain, sehingga selama ini bisa berdampingan secara harmonis," kata Ustaz Somad.
Peristiwa Hong Kong
Peristiwa kedua, penolakan Ustaz Somad masuk Hong Kong. Melalui akun Facebook-nya, Ustaz Somad menceritakan bahwa dia sampai di Hong Kong pada Sabtu (23/12) sore. Baru turun dari pintu pesawat saat masih di bandara, sejumlah orang yang tidak berseragam menghadang dan menariknya secara terpisah. Saat itu, Ustaz Somad bersama dua rekannya juga ditarik orang-orang itu.
“Mereka meminta saya buka dompet. Membuka semua kartu-kartu yang ada. Di antara yang lama mereka tanya adalah kartu nama Rabithah Alawiyah (Ikatan Habaib). Saya jelaskan. Di sana saya menduga mereka tertelan isu terorisme. Karena ada logo bintang dan tulisan Arab,” tulis Ustaz Somad di akun Facebook-nya, Ahad (23/12) dini hari.
Kemudian, lanjut Ustaz Abdul Somad, mereka melakukan interograsi. Adapun pertanyaan yang disodorkan adalah soal identitas, pekerjaan, pendidikan, keterkaitan dengan ormas dan politik. Setelah 30 menit, kemudian mereka menjelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima sang ustaz.
Peristiwa ketiga, pembatalan mendadak ceramah di Masjid Nurul Falah PLN Jakarta Pusat, Kamis (28/12). Ustaz Somad seharusnya mengisi ceramah di masjid tersebut pukul 11.30-13.30 WIB, namun hingga pukul 12.00 WIB ia belum datang.
Panitia penyelenggara pengajian kemudian meminta maaf kepada Ustaz Somad dan juga jamaah setelah acara pengajian pada Kamis (28/12) batal dilaksanakan. Panitia beralasan pembatalan ini terkait daya tampung masjid yang tak mencukupi.
Ketua Panitia Penyelenggara, M Ismed Suryanegara dalam konferensi persnya di kantor PLN Disjaya mengungkapkan kegiatan ini sebenarnya sudah dipersiapkan sekitar dua bulan lalu. Panitia pun sudah menyepakati pelaksanaannya mengundang Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Somad pun menanggapi dingin peristiwa-peristiwa yang menimpanya belakangan ini. Ia mengaku akan terus berdakwah apapun rintangan yang dihadapi. Ia terus mengajak umat Islam untuk menjaga persatuan bangsa, mencintai tanah air, dan membantu sesama.