Kamis 28 Dec 2017 17:50 WIB

Penjual Terompet Resah dengan Kabar Penularan Difteri

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Warga melintas didepan pedagan terompet kertas di Kawasan Glodok, Jakarta, Rabu (27/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Warga melintas didepan pedagan terompet kertas di Kawasan Glodok, Jakarta, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jelang akhir tahun, penjual terompet mulai memadati sejumlah kawasan di Sukabumi. Mereka datang dari berbagai lokasi, bahkan dari luar Sukabumi.  

Salah satunya adalah Durman (18 tahun), pelajar SMK dari Cirebon yang datang ke Kota Sukabumi pada Rabu (27/12) malam. Durman berjualan terompet di sepanjang Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi sejak Kamis (28/12) pagi.

Ia berjualan di tengah kondisi mulai adanya berita terompet yang bisa menularkan penyakit difteri.

"Saya bersama empat orang lainnya datang ke Sukabumi untuk berjualan terompet," ujar Durman yang sejak pagi hingga siang berjualan dan belum ada satupun warga yang membeli barang dagangannya.

Menurut Durman, setiap akhir Desember dia bersama kakak kandung dan temannya di Cirebon rutin ke Sukabumi untuk berjualan terompet. Tahun ini ia membawa sebanyak sembilan kodi terompet atau setara sebanyak 180 buah terompet.

Durman menerangkan, harga terompet yang dijualnya bervariasi mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per buah. Pada waktu tahun sebelumnya kata dia barang dagangannya hampir laku semuanya. Untuk satu buah terompet yang terjual ia mendapatkan keuntungan sebesar Rp 4.500.

Namun pada tahun ini ujar Durman ia belum bisa memastikan apakah bisa terjual semuanya. Terlebih mulai maraknya pemberitaan mengenai terompet berpotensi menularkan difteri.

"Mudah-mudahan bisa terjual semua," ujar Durman yang belajar di jurusan perikanan di SMK Cirebon.

Selama di Kota Sukabumi, ia bersama temannya beristirahat di emperan toko yang ada di sepanjang jalan.

Selain Durman, penjualan terompet asal Cirebion lainnya tersebar di sejumlah lokasi lainnya di pusat keramaian Kota Sukabumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement