REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menyebutkan ada beberapa hal penting dalam pembicaraan antara dirinya dengan Ketua Umum Partai Idaman, Rhoma Irama yang digelar di kediaman Rhoma, di Pondok Jaya VI, Jakarta Selatan, Kamis (28/12) siang tadi. Republika setidaknya mencatat ada tiga poin yang dibicarakan antara keduanya.
Pertama, Zul mengaku membicarakan situasi keadaan berbangsa selama setahun terakhir. Ia dan Rhoma mengaku prihatin dengan memudarnya persaudaraan antaranak negeri yang terjadi akhir-akhir ini.
"Anak negeri kok saling menghujat, saling menista, ada ustaz mau ke Bali dibully terus kita marah seolah-olah orang Bali jahat semua, padahal tidak. Saya punya teman orang Bali baik-baik, toleran, enggak semua begitu," katanya, Kamis (28/12).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua MPR tersebut berharap raja dangdutyang juga dikenal dengan lagu-lagu bertema persatuan itu kini bisa digaungkan lagi. "Oleh karena itu Bang Haji dan saya sepakat untuk memperkuat kembali merah putih, perkuat kesatuan kita karena kita ini adalah keluarga sebangsa dan setanah air," ucapnya.
Selain itu yang dibicarakan dalam pertemuan siang tadi juga membicarakan soal bagaimana mengakhiri kesenjangan seperti aoa yang disuarakan Presiden Jokowi. Zul menilai dirinya dengan Rhoma memiliki visi yang sama.
"Sependapat bahwa itu tantangan yang harus kita atasi, karena kalau kesenjangan dibiarkan terus berbahaya, bisa melahirkan kecemburuan," ucapnya.
Terakhir, Zul dan Rhoma menilai untuk memperjuangkan hal diatas maka perlu diperkuat hubungan antara PAN dan Partai Idaman di 2018 mendatang. "Seiring sejalannya program untuk perbaikan itu sama, oleh karena itu kerja sama antara PAN dan Idaman nanti kita perkuat 2018 mendatang," ungkapnya.
Terakhir, pelantun lagu Mirasantika tersebut menyampaikan pesan untuk pilkada yang akan digelar pada 2018 mendatang. "Apapun ya harus kita ciptakan iklim Pemilu yang aman dan damai sehinga tidak merugikan rakyat," pesannya.