REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinamika politik yang terjadi di Pilgub Jabar, mulai menyedot perhatian banyak pihak. Tak terkecuali, Wakil Ketua DPR RI, mantan kader PKS, Fahri Hamzah. Secara khusus, Fahri bahkan menuliskan puisi untuk Cagub Deddy Mizwar dan dibagikan di akun Facebook-nya.
Menanggapi puisi tersebut, Deddy Mizwar mengaku sangat terharu dengan puisi yang ditulis sahabatnya, Fahri Hamzah itu. Puisi tersebut, berisi mengenai pencabutan dukungan PKS dari Deddy Mizwar.
"Dua kali saya baca itu, dua kali saya menangis. Saya tidak bisa tidur baca itu. Dia sahabat saya yang luar biasa, teman lama saya. Saya sampai tidak bisa melanjutkan membaca yang kedua kali," ujar Demiz kepada wartawan, Kamis (28/12).
Seperti apa bunyi puisi Fahri Hamzah yang membuat Deddy Mizwar menangis? Berikut unggahan dari Fahri yang menulis puisi tersebut dari Makkah:
Jie,
Aku ikut memikul beban dan memapah luka kata-kata nostalgia kita...
Tapi kau hebat Jie, simpanlah apa yang memar di hatimu...
aku ikut menanggung...
lima tahun lalu tak jauh, takkan kulupakan
malam2-malam merayumu menjadi bagian dari perjalanan...
(Jie, begitu aku memanggil demiz)..
Jie,
bisakah kita menolak apa yang telah menjadi rindu?
aku merindukanmu,
karena kau meringankan diri dalam panggilan yang baik,
kau hadir melengkapi kekurangan kami,
kau ringan, kau baik, kau tak pernah tak nampak baik...
kataku kau lugu...
#HajiDemizku
Jie,
Di film-film itu kau nampak hebat,
kau nampak bisa memainkan semua peran,
menjadi Naga Bonar atau kiai kampung, juga politisi,
tapi kataku kau lugu,
dan tetaplah lugu Jie,
tetaplah ringan,
jangan berubah,
jadilah apa yang telah kau ukir dalam perjalananmu...
Dan pada malam,
tak jauh dari Kakbah kita
aku ingin mengirimkan suasana dingin kota suci ini,
agar hatimu dingin Jie,
janganlah menjadi panas atau memerah,
jadilah yang bertahan dan setia,
karena namamu telah ada dan menjelma menjadi kata-kata nostalgia...
#HajiDemizku
Jie,
Kebaikan tak pernah boleh tidak diperjuangkan,
maka bukalah ruang bagi kebaikan dalam setiap kemungkinan,
tapi, jadilah yang melihat politik dengan lebih ringan,
tipu daya yang kita tertawakan....
tertawalah Jie..
tertawakanlah lukamu..