REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan Slankers terlantar di Jakarta setelah menonton konser Ulang Tahun ke-34 grup band Slank yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/12). Penggemar grup Slank atau biasa disebut Slankers ini didominasi dari luar kota dan terlantar hingga menggelandang di pinggiran Ibu Kota.
Alasan menggelandangnya puluhan remaja ini diungkapkan Kepala Seksi Pemulihan dan Reintegrasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Nur Shobah karena tidak memiliki ongkos untuk pulang ke kampung halaman. Seluruh pemuda tersebut hanya bermodalkan bondo nekat atau bonek datang ke Jakarta untuk menghadiri konser Slank.
"Mereka datang dengan bondo nekat alias tidak membawa uang cukup dengan naik truk alias BM (menumpang). Mereka juga masuk ke konsernya Slank tidak membeli tiket," ujar Nur Shobah dalam siaran pers yang didapat Republika.co.id, Kamis (28/12).
Disebut oleh Nur Shobah Slankers yang terlantar ini masuk bersamaan dengan teman-temannya yang lain karena gerbang masuknya jebol. Karena hal itulah mereka bisa menyaksikan konser Slank di Kemayoran.
Terkait hal tersebut pihak Dinsos kemudian menggandeng sebanyak 23 anak remaja asal Cirebon, Jawa Barat yang sebelumnya diamankan pihak Kepolisian karena menggelandang di pinggir jalan. Usai diberikan imbauan, seluruhnya kemudian dipulangkan dengan menggunakan bus umum jurusan Jakarta-cirebon pada Kamis (28/12). "Dinas sosial berkewajiban memulangkan orang terlantar ke daerah asalnya dan memang sudah dianggarkan APBD Dinas Sosial. Sebab kalau orang terlantar tidak dipulangkan maka permasalahannya akan menjadi semakin luas. Nanti mereka di Jakarta akan menjadi PMKS dan bisa mengganggu kenyamanan warga Jakarta," ucap Nur Shobah.
Sebanyak 23 remaja tersebut dipulangkan dengan syarat harus membawa surat terlantar dari kepolisian terdekat sebagai bukti bahwa mereka terlantar. Dinsos DKI juga memberikan imbauan kepada remaja tersebut untuk tidak lagi nekat datang ke Jakarta karena Ibu Kota memiliki banyak risiko.