Rabu 27 Dec 2017 18:42 WIB

Wapres JK Sebut Isu Sara dalam Pemilu tak Bisa Dihindari

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
Jusuf Kalla
Foto: Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, saat ini terjadi perubahan pola kampanye untuk menggaet suara dalam pemilihan umum (pemilu). Kini, menggaet suara untuk pemilu tidak hanya memobilisasi suara di lapangan saja namun juga menggunakan berbagai macam isu, salah satunya isu suku, ras dan antar golongan (Sara).

"Isu Sata terjadi dimana saja, isu apa saja yang bisa dipertentangkan karena sekarang orang kampanye umumnya dengan isu lewat dunia maya, media sosial, dan sebagainya," ujar Jusuf Kalla dikantornya, Rabu (27/12).

Menurut Jusuf Kalla, isu Sara dalam politik tidak hanya terjadi di Indonesia saja namun juga di negara lain. Dia mencontohkan, isu Sara juga dimunculkan dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

"Isu pertentangan ideologi, Sara tak hanya di Indonesia, di Amerika Serikat kemarin isu yang paling banyak isu Islam, isu Meksiko oleh (Donald) Trump sehingga dia menang, jadi bukan hanya Indonesia, dimana-mana kampanye terjadi," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, kemunculan isu-isu Sara dalam kampanye politik ini semakin terkesan memanas karena dipertentangkan oleh masyarakat dalam media sosial. "Apa yang bisa dipertentangkan di medsos itu dikampanyekan orang," ujarnya.

Untuk mengantisipasi meluasnya isu Sara dalam tahun politik di 2018 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemerintah telah membuat sejumlah batasan sehingga tidak perlu menambah aturan baru. Adapun menurut Jusuf Kalla, kondisi politik Indonesia sepanjang 2017 cenderung aman dan kondusif. Disamping itu, saat ini sudah tidak ada lagi pertentangan ideologi dan perbedaan pandangan antar partai.

"Bahwa ada perbedaan pandangan ya sebenernya antar partai enggak lagi ada perbedaan antara katakanlah PAN, PPP, Golkar, atau Gerinda, nggak lagi mempertentangkan ideologi," ujar Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement