REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Hari Raya Natal 2017 di GPIB Jemaat Immanuel, Jakarta Pusat, digelar dengan semarak nuansa budaya Betawi mulai dari musik dan busana para jemaat yang hadir pada Selasa (26/12).
Panitia Natal GPIB Immanuel memilih budaya Betawi dalam Perayaan Natal karena kota Jakarta baru saja melaksanakan Pemilihan Gubernur pada April lalu serta lokasi gereja yang terletak di pusat kota.
"Nuansa Betawi karena kita baru saja melaksanakan Pemilihan Gubernur, kemudian juga ingin beda dari tahun-tahun sebelumnya yang lebih formal. Posisi gereja kita juga kebetulan terletak di pusat kota Jakarta," kata Ketua Panitia Natal Alda Abigael di GPIB Immanuel, Jakarta, Selasa (26/12).
Alda mengatakan jemaat GPIB Immanuel sangat mendukung pencampuran nuansa Betawi dalam ibadah Natal sebagai upaya pelestarian budaya Betawi. Berdasarkan pantauan, jemaat umumnya menggunakan kebaya encim, busana khas perempuan Betawi, dan kain batik, sedangkan jemaat laki-laki menggunakan baju koko dengan dipadukan celana batik dan celana komprang serta peci.
Selain busana, nyanyian dan kidung lagu Natal pun diiringi alunan musik keroncong dari Kerontjong Toegoe dan Tari Ondel-Ondel. Dekorasi budaya Betawi sudah terlihat dari pintu masuk utama gereja, yaitu instalasi seperti teras rumah khas Betawi. Di dalamnya, pohon ondel-ondel dari kertas warna-warni juga semakin membuat kental nuansa Betawi.
Pimpinan Kerontjong Toegoe, Andre Juan, mengatakan sudah terbiasa membawakan lagu Natal pada umumnya dengan iringan musik keroncong. Kendala pada umumnya yakni memadukan musik keroncong dan nyanyian jemaat.
"Kadang jemaat tidak terbiasa dengan musik keroncong. Kuncinya bagaimana pembawa lagu bisa memandu jemaat mengikuti irama keroncong karena tidak semua orang bisa nyanyi keroncong," kata Andre.
Selain musik keroncong dan tari Betawi, GPIB Immanuel juga menampilkan teater tentang keluarga betawi dengan tema besar "Damai Sejahtera".