Selasa 26 Dec 2017 01:01 WIB

Tanam Bawang di Lahan Tidur demi Tekan Inflasi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ani Nursalikah
  Seorang petani memegang bawang merah.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petani memegang bawang merah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Berbagai upaya dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat, termasuk menghidupkan lagi lahan-lahan tidur untuk ditanami bawang merah. Penanam bawang merah di lahan tidur di Kota Padang, Sumatera Barat diyakini mampu memenuhi pasokan bawang merah sehingga menahan laju inflasi.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Padang Edi Dharma menjelaskan, menjaga pasokan bahan pangan strategis menjadi kunci utama dalam mengendalikan laju inflasi. Ini terbukti dari tingkat inflasi bulanan Kota Padang pada November 2017 yang bisa bertahan di angka 0,48 persen dan akumulasi inflasi Januari-November 2017 sebesar 1,39 persen.

 

"Ketersediaan barang sangat tersedia di jumlah yang cukup dan keterjangkauan harga. Harga sangat terjamin dan normal. Tidak ada kegamangan masyarakat dan rasa aman bahwa barang tersedia," jelas Edhi, Senin (25/12).

 

Berdasarkan catatan Pemkot Padang, sejumlah komoditas seperti cabai merah, bawah merah, dan beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi sejak 2016. Belajar dari 2016, TPID Sumbar melancarkan sejumlah jurus termasuk menyiagakan Perum Bulog untuk menyiapkan cadangan beras untuk 4-5 bulan ke depan.

 

Selain itu, Kota Padang memulai inisiatif menanami lahan-lahan tidur dengan komoditas bawang merah. Alasannya, kebutuhan bawang merah di Kota Padang setiap tahun mencapai 3.840 ton, namun seluruhnya masih dipasok dari luar Padang. Per akhir tahun 2017, Padang berhasil menghidupkan tiga hektare lahan tidur dan sedikit banyak mampu menambal kebutuhan dalam kota.

 

"Ditanam di Padang bisa menghasilkan 35 bulir bawang. Kita coba pengembangan bawang di lahan tidur," kata Edhi.

 

Dengan pemilihan bibit dan sistem pemupukan serta pengendalian hama yang inovatif, tanaman bawang merah yang diperkirakan tidak cocok di Padang ternyata mampu dibudidayakan dengan baik.

 

"Bawang merah yang diperkirakan tidak cocok di Kota Padang ternyata dengan inovasi teknologi yang dikembangkan hasilnya tidak kalah dengan bawang merah daerah lain," kata Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah.

 

Mahyeldi mengatakan, keberhasilan menanam bawang merah ini, menunjukkan Kota Padang memiliki konsep pertanian perkotaan yang dapat menunjang kebutuhan terhadap bawang merah sendiri.

 

"Selama ini kita mendatangkan bawang dari luar Kota Padang. Kenapa tidak dicoba menanam di Kota Padang sendiri. Terbukti hasilnya lebih bagus," ujar Mahyeldi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement