REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai ekosistem terumbu karang sejumlah lokasi di perairan Kota Batam, Kepulauan Riau dalam kondisi bagus.
Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Coremap CTI Batam Giyanto, di Batam, Minggu, menyatakan timnya tidak menemukan pemutihan karang di lokasi perairan yang dimonitor. "Selama pengamatan tidak dijumpai bleaching (pemutihan)," kata dia.
Monitoring dilakukan selama dua pekan, 7-20 Desember 2017 di lokasi pemantauan permanen yang tersebar pada 19 area antara Selat Karas dengan Pulau Abang. Tim yang dikelompokkan dalam beberapa fokus yaitu karang, lamun dan bakau.
Dalam monitoring karang, tim mengumpulkan data antara lain indeks karang, kondisi karang hidup, keanekaragaman karang, ikan karang, kelimpahan dan stok biomassa ikan karang.
Sedangkan untuk lamun, data yang dikumpulkan yakni jenis lamun, dan luasan serta dominansi. Kemudian pemantauan bakau, dikumpulkan data jenis mangrove, tutupan serta sebaran.
"Untuk karang, ikan terumbu karang, dan megabenthos masih dalam tahap analisis. Sedangkan bidang mangrove tergolong baik atau sehat, dengan tutupan 82 persen," ujar ahli karang itu lagi.
Tim monitoring Yasser mengatakan kondisi perairan Batam relatif menarik, karena terjaga dari coral bleaching, berbeda dengan yang terjadi di bagian barat Sumatera seperti Mentawai dan Nias Utara.
"Dari lokasi monitoring kemarin tidak ditemukan bleaching. Kalau di Mentawai yang sebelumnya tutupan karang hidup 70 persen, tinggal 20 persen saja. Stok ikannya juga cukup banyak, khususnya kerapu sunu," kata dia pula.
Tim LIPI yang memantau kondisi perairan Batam berjumlah 16 orang, terdiri dari peneliti pusat penelitian oseanografi LIPI, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Dinas Kelautan Tanjungpinang, Dinas Kelautan dan Perikanan Batam, dan LSM Minang Bahari.