REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sri Lusia Ginting tersipu malu saat Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo menanyakan alasannya menggunakan kapal laut menuju Batam. "Murah meriah, Pak," kata perempuan petani kopi ini saat duduk di ruang tunggu halaman Pelabuhan Bandar Deli, Ahad (24/12).
Lusia berangkat bersama suami dan empat anaknya untuk berlibur di Batam. Ia mengaku tiket kapal laut masih terjangkau oleh keluarganya daripada menggunakan pesawat terbang. Terutama pada musim liburan akhir tahun sekarang. Ia mengaku mengeluarkan uang sekitar Rp 1,7 juta untuk tiket kapal ditambah Rp 420 ribu biaya mobil travel dari Kabanjahe, Tanah Karo menuju Belawan.
Lusia tak sendirian. Beberapa penumpang lain yang menggunakan KM Kelud mengutarakan alasan sama. Perhitungannya, satu tiket pesawat dari Medan menuju Batam dapat membeli dua tiket kapal laut. Alhasil pilihan naik kapal dijatuhkan. Terlebih pihak PT Pelindo I sudah banyak berbenah untuk meningkatkan pelayanan demi memenangkan persaingan dengan maskapai penerbangan.
Sugihardjo yang meninjau langsung kedatangan penumpang menilai fasilitas yang disiapkan PT Pelindo I untuk terminal penumpang tidak kalah dengan bandar udara.
"Karena di sini kita sama-sama menyaksikan bahwa dari mulai kedatangan mereka sendiri difasilitasi untuk kira-kira dua jam sebelum masuk. Disiapkan fasilitas tenda sehingga mereka yang sudah datang dari jauh itu juga bisa menunggu dengan nyaman seperti yang kita lihat di sana. Ruang tunggunya juga bagus, ber-AC," kata Sugihardjo.
Pelabuhan Bandar Deli memisahkan jalur pergerakan orang dan barang yang masuk ke kapal. Pengelola menggunakan garbarata layaknya bandara untuk masuk ke kapal dari sisi pelabuhan. Sehingga, penumpang tidak menggunakan tangga untuk masuk ke kapal. Menurut Sugihardjo, di beberapa tempat, penumpang masih harus berebutan saat naik ke kapal.
Ia juga memuji penyediaan angkutan terusan dari pelabuhan dengan bus untuk tujuan Terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris sehingga dengan layanan gratis ini masyarakat bisa melanjutkan angkutan terusannya dengan baik.
"Ini satu hal yang bisa kita apresiasi yang apa yg dilakukan PT. Pelindo I Medan baik untuk layanan penumpang yang akan masuk ke terminal penumpang maupun penumpang yang datang," puji Sugihardjo.
Pihak Pelindo I juga menyediakan guest house bagi penumpang jarak jauh yang harus bermalam menunggu kapal. Terobosan yang sudah berlangsung ini dipuji Sugihardjo. Sayangnya, niat baik Pelindo I belum dieksekusi dengan maksimal karena kondisi ruangan yang minim ventilasi dan tanpa AC. Alhasil ruangan menjadi pengap dan panas, terlebih dalam kondisi terik matahari.
Keinginan untuk mengkoneksikan pelabuhan dengan moda transportasi kereta api yang sejak setahun lalu digaungkan juga belum terwujud. Padahal telah dibangun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan terminal penumpang dengan Stasiun KA Belawan yang terletak tepat di seberang pelabuhan. Stasiun KA Belawan hingga saat ini hanya dipergunakan untuk mengangkut barang.