REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Polres Metro Jakarta Selatan menggelar kegiatan pesantren kilat bagi sejumlah murid SMA di Jakarta. Kegiatan berlangsung sejak 22 hingga 24 Desember 2017 ini. Program serupa ke depannya juga akan dilakukan bagi remaja nakal dan berandalan sebagai peserta.
"Hari ini kita melaksanakan penutupan Pesantren Kilat Pelajar yang diselenggarakan oleh Polrestro Jakarta Selatan, bekerjasama dengan jamaah tabligh Jakarta Selatan bertempat di Masjid Nur Abu Wizar," ujar Kapolres Metro Jaksel Kombes Pol Mardiaz Dwi Hananto, Ahad (24/12).
Para santri dilatih untuk berdemo pada malam hari. Demo di sini maksudnya adalah demo kepada Allah swt, melalui sholat tahajud untuk meminta keberkahan dan kemuliaan, agar sebagai umat Allah swt bisa terlepas dari marabahaya.
"Demo malam hari tidak menggunakan gas air mata, melainkan dengan menggunakan tetesan air mata, sebagai pertanda taubatan nasuha atau penyesalan diri atas dosa-dosa selama ini," papar Mardiaz.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga diajarkan kepada para santri tentang adab sholat, adab wudhu, adab makan dan minum, adab bersilaturahmi dengan masyarakat, adab istinjak, adab tidur, adab puasa dan seluruh amal-amal nabi Muhamad SAW dalam kehidupannya.
Tidak hanya itu, para santri juga diajarkan tentang agama Islam yang sesungguhnya, dan ini bertujuan untuk menghindari penyebaran radikalisme di kalangan pelajar, serta bisa bertoleransi antar agama di negara Bhineka Tunggal Ika.
Sementara para santri mengaku senang diundang oleh Polres Jaksel untuk mengikuti acara pesantren kilat ini. Karena bagi mereka, banyak pengetahuan dan amalan-amalan baru yang mereka dapatkan.
Kegiatan sanlat tersebut diikuti oleh perwakilan 40 siswa SMA se-Jakarta Selatan. Para santri ini adalah siswa-siswa pilihan dari sekolah masing-masing yang nantinya dapat mensosialisasikan kegiatan ini kepada pelajar lainnya.
"Saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada para santri yang telah mengorbankan waktu liburnya, untuk kegiatan ini dan terlebih kepada para guru-guru dan mentor yang telah membimbing para santri selama tiga hari berturut-turut," kata Mardiaz dalam acara penutupan tersebut.
Ia berencana, akan melaksanakan kegiatan tersebut setiap bulan dan akan membuat program khusus untuk para remaja nakal dan berandal, untuk ikuti pesantren kilat tersebut.