Jumat 22 Dec 2017 21:44 WIB

Haul Gus Dur, dari Jenderal, Imam Istiqlal Sampai Penyanyi

Rep: Muhyiddin/ Red: Joko Sadewo
Gusdurian menghadiri Haul Gus Dur ke-7 di Jakarta, Jumat (23/12). Pada Haul ke-7 Gus Dur ini mengangkat tema Menebar Damai Menuai Rahmat.
Foto: Republika/ Wihdan
Gusdurian menghadiri Haul Gus Dur ke-7 di Jakarta, Jumat (23/12). Pada Haul ke-7 Gus Dur ini mengangkat tema Menebar Damai Menuai Rahmat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Haul almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali digelar di kediaman almarhum, di Jalan Warung Silah No. 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (22/12) malam ini. Kegiatan haul Gus Dur ini dihadiri kurang lebih seribuan orang dari berbagai kalangan.

Selain itu, juga banyak tokoh yang hadir untuk menyemerakkan haul dan mendoakan Gus Dur yang wafat pada 30 Desember 2009 lalu. Sudah delapan tahun Indonesia ditinggal oleh Presiden ke empat ini, sehinga haul ini pun disebut Haul Sewindu (delapan tahun) Gus Dur.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, hadir sejumlah tokoh seperti KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) , Mahfud MD, Kak Seto, Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan Mantan Kapolri atau mantan ajudan Gus Dur, Jenderal Sutarman.

Tak lama kemudian, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj datang dengan mengenakan pakaian putih. Sekitar pukul 20.30 WIB, disusul oleh Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmyanto. Sementara, Kapolri Tito Karnavian diwakili oleh Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Lutfi Lubihanto.

Bahkan, artis dangdut Cici Paramida juga tampak hadir ke acara haul yang mengangkat tema 'Semua Demi Bangsa dan Negara' ini. Acara tersenit diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan lagu Syubbanul Wathon (Cinta Tanah Air) karya pendiri NU, KH Wahab Hasbullah.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan tahlil yang dipimpin oleh Kiai Husein Muhammad dan doa dipimpin oleh Syekh Abdul Majid. Sebelum membaca doa, Syekh Abdul Majid menyampaikan, "Ketika saya mengatakan bahwa Abdurrahaman Wahid tokoh terbaik bukan sekedar basi-basi, tapi beliau adalah ketua NU yang pada saat yang sama beliau memimpin Republik Indonesia yang penduduknya terbesar di dunia." 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement