REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor akan berupaya maksimal dalam memberikan keamanan seluruh warga yang merayakan Natal dan Tahun Baru. Termasuk dengan melibatkan jajaran Kepolisian Resor Bogor Kota dan sejumlah organisasi lintas agama, termasuk Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, sejarah Kota Bogor jelas berbicara tentang toleransi dan keberagaman.
"Tinggal konsekuensi dan komitmen di kalangan masyarakat umum dalam menjaganya," ujar Bima dalam sambutannya di acara deklarasi lintas agama di Gumati, Bogor, Jumat (22/12).
Kebebasan menjadi poin penting dalam menjaga semangat kebersamaan. Tapi, Bima mengingatkan agar tetap memperhatikan batas hak asasi orang lain. Dibutuhkan unsur kedewasaan untuk memberikan batasan tersebut.
Ketua Basolia Kota Bogor, Zainal Abidin, menuturkan, pihaknya akan kembali berperan dalam perayaan Natal seperti tahun-tahun sebelumnya. "Terutama untuk rumah ibadah yang lokasinya strategis seperti Gereja Katedral Santa Perawan Maria," ujarnya.
Untuk pengamanan tahun lalu, Basolia Kota Bogor akan mengerahkan sekira 25 orang per gereja. Pada tahun ini, Zainal belum bisa memastikan, tapi tidak akan jauh dari angka tersebut.
Menurut Zainal, Kota Bogor merupakan salah satu wilayah yang disebut kondusif. Tidak ada kejahatan atau tindakan mengkhawatirkan. Termasuk tahun ini, saya lihat kondisi masih aman, ujarnya.
Tapi, Basolia tetap melakukan sejumlah antisipasi, termasuk di antaranya membuka diskusi dengan organisasi lintas agama. Di situ, Basolia menginbau agar toleransi diutamakan tapi tetap mengutamakan hak asasi individu.
Zainal mengimbau pada khalayak agama untuk menjaga kebersamaan dengan saling menghormati dan menghargai bahwa perbedaan itu benar adanya Jangan sampai melakukan perbuatan yang dapat memicu perpecahan.