Jumat 22 Dec 2017 18:50 WIB

Kapolri: Lapas Super Maximum Security untuk Gembong Teroris

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, NUSAKAMBANGAN -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, saat ini Polri masih membutuhkan lembaga permasyarakatan khusus yang ditujukan untuk para gembong teroris dan narkoba berisiko tinggi. Lapas tersebut ditujukan agar para gembong tersebut terisolasi. Sehingga, risiko tinggi pengaruhnya pada dunia luar dapat dihentikan.

"Maximum security prison ini kita butuhkan untuk menempatkan kasus terorisme atau narkotika untuk jantung jaringan," kata Tito saat mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu High Risk dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Pasir Putih A High Risk, Nusakambangan, Jawa Tengah, Jumat (22/12).

Namun, lapas khusus tersebut baru berfungsi baik hanya jika Tito menjelaskan, dalam sebuah jaringan terorisme dan narkotika terdapat sejumlah peran seperti inti core, operative suporter pendukung dan simpatisan. Nantinya, lanjut Tito, yang akan ditempatkan dalam lapas khusus adalah core atau inti jaringan teroris atau narkotika.

"Mereka yang merupakan jantung jaringan. Ketika kita ingin melemahkan jaringan itu, jantung inilah yang akan kita ambil, jantung ini lah dipindahkan di maximum security prison," kata Tito menegaskan.

Hal ini bertujuan agar para gembong terorisme itu tidak memiliki hubungan dengan dunia luar. Namun, Tito menilai isolasi tersebut masih cukup manusiawi. Para narapidana masih mendapatkan jatah pertemuan dengan keluarga. Hanya keluarga inti. "Saya pikir bagus sekali tinggal manajemen personelnya," kata Tito.

Dalam kunjungan Tito ke Lapas Pasir Putih, Tito juga sempat reuni dengan salah satu napi teroris yaitu Iwan Rois. Iwan Rois merupakan teroris yang ditangkapnya saat menjadi Kepala Densus 88 tahun 2004 silam.

Tito mendampingi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly bersama Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional Arman Depari dan sejumlah pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengunjungi dua lapas yang segera difungsikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement