Jumat 22 Dec 2017 18:05 WIB

Luhut Yakin Gunung Agung tak Meletus Seperti 1963

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Esthi Maharani
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kanan) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) melihat foto-foto erupsi Gunung Agung saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (22/12).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kanan) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) melihat foto-foto erupsi Gunung Agung saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan yakini Gunung Agung tidak meletus seperti pada tahun 1963. Alasannya, pengeluaran material Gunung Agung saat ini dilakukan secara bertahap.

"Ledakan seperti 1963 sepertinya sulit terjadi. Karena energinya terus keluar. Karena kalau tahun 1963 energinya 100 tahun tak keluar jadi ledakannya besar sekali," ujar Luhut saat meninjau posko pemantauan Gunung Agung di Rendang, Karang Asem, Bali, Jumat (22/12)

Luhut hadir ditemani oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadjojo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ketiganya melihat langsung kondisi Gunung Agung, meski tertutup awan tebal. Mereka sempat berbincang tentang kondisi pengungsi dan proses evakuasi.

 

Ledakan Gunung Agung pada 1963 memicu banyak korban. Lebih dari 1.000 orang. Menurut I Bagus Loka kepada Republika.co.id di lokasi pemantauan pada 1963 banyak jatuh korban karena sedang ada upacara. Mereka tidak sempat melarikan diri sehingga tewas terkena awan panas.

Seorang pejabat Balik yang menemani Luhut mengatakan, pada 1963 infrastruktur jalan sangat terbatas. Akibatnya warga tidak bisa bergerak dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement