REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Pekanbaru, Provinsi Riau, kelebihan penghuni hingga 154 persen dari kapasitas tempat yang ada karena jumlah narapidana dan tahanan terus bertambah.
"Sekarang ada 293 warga binaan di sini, terdiri dari tahanan dan narapidana. Padahal kapasitas kita hanya 115 orang, jadi kita sudah lebihan orang," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Pekanbaru, Tri Anna Aryati, di Pekanbaru, Jumat (22/12).
Ia mengakui karena kelebihan penghuni membuat kondisi di kamar tahanan sangat penuh. Satu kamar yang idealnya diisi oleh 9 hingga 11 orang, namun kenyataannya terpaksa ditempati oleh 40 orang. "Kita jadi tambahkan kasur di kolong tempat tidur karena tidak ada tempat lagi. Sampai tempat salat juga ala kadarnya," kata Tri Anna.
Penghuni Lapas Pekanbaru didominasi oleh narapidana kasus narkoba yang berjumlah 207 orang. Kemudian ada narapidana dan tahanan kasus korupsi sebanyak 16 orang, perdagangan manusia satu orang, perjudian tiga orang, penipuan ada delapan orang, dan lainnya 58 orang. "Bahkan, ada balita juga di sini dua orang, karena ada narapidana yang masuk ke sini sudah dalam kondisi hamil," katanya.
Ia mengatakan untuk balita, akan bersama ibunya di Lapas hingga usia dua tahun dan kemudian diserahkan kepada keluarganya di luar.
Ia mengatakan, kondisi penuh sesak itu tidak bisa dihindari karena selain jumlah penghuni yang bertambah, juga disebabkan Lapas Perempuan Pekanbaru masih dalam satu kompleks dengan Lapas Anak. Sebelumnya, kedua lapas digabung di satu penanggung jawab. "Baru satu tahun ini Lapas perempuan dan anak dipisahkan, dan saya adalah Lapas Perempuan Pekanbaru yang pertama," ujarnya.
Menurut dia, kondisi Lapas Perempuan Pekanbaru akan lebih baik pada 2018 karena rencananya Lapas Anak akan dipindahkan ke gedung yang baru dibangun. "Semoga tahun depan sudah bisa direlokasi Lapas Anak sehingga kondisi Lapas Perempuan tidak penuh sesak," harapnya.