REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Proses konektifitas antara Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Soreang-Pasirkoja (Soroja) dan Padalarang-Cileunyi serta Cikopo-Palimanan (Cipali) belum tuntas. Menurut Sekda Jabar Iwa Karniwa, usai diresmikan Presiden Joko Widodo 4 Desember lalu, Tol Soroja tidak bisa seketika dibuka untuk umum.
Bahkan setelah tarif resmi didapat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per 8 Desember lalu, jalan tol tersebut belum bisa dioperasikan secara penuh. "Jadi di luar perkiraan direksi PT Citra Marga Lintas Jabar yang menyangkut konektifitas sistem dengan Tol Cipali dan Padaleunyi ke Soroja masih disimulasikan dan diharapkan bisa selesai cepat," ujar Iwa kepada wartawan, di Bandung Kamis petang (22/12).
Menurut Iwa, saat ini dari Padaleunyi termasuk Cipali sistemnya sedang disinkronkan. Saat ini, tiga BUJT tersebut tengah membahas pula akuntabilitas pendapatan masing-masing pihak dari elektronik tol. Proses ini, berdasarkan laporan PT CMLJ pada pihaknya yang membutuhkan waktu karena harus teruji validasinya. "Jadi pembagian sharing pendapatan tiga operator ini diharapkan tuntas pekan ini," katanya.
Jika perkara ini selesai, dia mengatakan, maka operator Tol Soroja bisa langsung menerapkan tarif yang sudah ditetapkan oleh Kementerian PUPR. Iwa menjelaskan, tarif tol dalam kota ini akan menerapkan sistem satu harga jauh dekat dengan rincian untuk golongan I Rp 7.000, golongan II Rp 10.500, golongan III Rp 14 ribu. Sedangkan golongan IV itu Rp 17.500 dan golongan V Rp 21 ribu.
Selain urusan konektifitas tarif dan pendapatan operator, Iwa mengatakan, pihaknya juga tengah menunggu penuntasan ujicoba sistem di pintu tol Kutawaringin Barat dan Timur. Pihak PT CMLJ menargetkan ujicoba ini tuntas pada akhir pekan ini agar masyarakat pengguna di kawasan tersebut bisa mengakses. "Kutawaringin ditargetkan Sabtu malam atau Minggu selesai," katanya.
Iwa berharap untuk menampung kendaraan di libur Natal dan Tahun Baru 2018 tol ini bisa digunakan untuk umum. Sampai saat ini pihaknya sendiri belum mendapat laporan berapa jumlah kendaraan yang melintas saat uji coba karena belum dipantau secara elektronik bagi tiga pemegang konsensi. "Kalau sistem itu sudah selesai maka tarif diberlakukan berapa per jam lalu lintas kendaraan," katanya.
Menurut Direktur Utama PT CMLJ Bagus Medi Suarso, pihaknya menargetkan tol ini bisa beroperasi penuh menjelang malam pergantian tahun. Namun, kepastian operasi penuh ini sangat tergantung pada kesepakatan dengan BUJT Padaleunyi dan Cipali.