Kamis 21 Dec 2017 17:07 WIB

Jelang Tahun Baru, Harga Telur dan Cabai Rawit Melonjak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket, di Kota Bandung, Rabu (20/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket, di Kota Bandung, Rabu (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, harga sejumlah komoditas pangan terpantau melonjak. Kelonjakan harga tersebut terjadi pada komoditas telur ayam nasional serta cabai rawit merah juga cabai rawit keriting.

"Kita pantau hanya terjadi kenaikan pada telur ayam nasional, cabai rawit merah, cabai rawit keriting," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 terkait Hari Raya Natal dan Tahun Baru di gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (21/12).

Ia menjelaskan, kenaikan harga telor ayam nasional disebabkan oleh serangan virus terhadap indung telur ayam. Sehingga menyebabkan produksi telur menurun. Serangan virus ini, lanjut dia, biasanya menyerang pada saat musim hujan.

Kendati demikian, penurunan produksi telur ayam nasional ini tidak mengurangi suplay telur yang ada. Sebab, sebelumnya produksi telur juga sempat melebihi pasokan sehingga berdampak terhadap harga telur yang juga menurun.

"Sampai terjadi ayam sakit pasokannya jadi seimbang, tidak menurangi suplay. Jadi tidak terjadi sesuatu hal yang luar biasa. Harusnya tidak ada alasan harga telur melonjak tinggi," kata dia.

Sementara itu, kenaikan harga komoditas cabai rawit merah dan keriting dipengaruhi oleh hujan yang terjadi. "Biasanya petani tidak mau metik kalau hujan lebat. Kalau metik dan dibawa itu akan busuk, jadi transportasi harus cepat," ujarnya.

Sedangkan, berdasarkan pantauan Kemendag baik di pasar rakyat maupun di pasar modern di berbagai daerah, komoditas bahan kebutuhan pokok lainnya saat ini masih stabil.

Lebih lanjut, Wisnu menyampaikan Kementerian Perdagangan pun meminta Kementerian Perhubungan agar selama libur Natal dan Tahun Baru ini angkutan khusus sembako masih dapat beroperasi. Sehingga dapat menjamin pasokan bahan kebutuhan pokok tepat waktu dan mengantisipasi melonjaknya harga.

Wisnu pun menjamin, ketersediaan bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru masih aman hingga dua-tiga bulan ke depan. "Pasokan 2-3 bulan ke depan. Kami pastikan kesediaan bahan pokok menjelang Natal dan Tahan Baru cukup banyak," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement