REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar apel persiapan pengamanan Hari Raya Natal dan Tahun Baru di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (20/12). Operasi yang disebut Operasi Lilin ini akan dijalankan mulai tanggal 22 Desember 2017 hingga 2 Januari 2017.
Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian yang menjadi inspektur apel tersebut menjelaskan sejumlah konsentrasi pengamanan dalam mengamankan operasi tersebut. Salah satu yang menjadi fokus adalah terorisme.
Polri berkaca pada tahun 2001 saat adanya serangan di gereja secara serempak. Tito menekankan agar personelnya memastikan keamanan tempat ibadah. "Operasi penegakan hukum yang sudah dilakukan, mari sama-sama tempat ibadah kita amankan," kata Tito di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Polri juga berfokus pada arus mudik dan arus balik yang membayangi liburan Natal dan Tahu Baru. Polri dibantu TNI akan mengamankan fasilitas-fasilitas publik. "Kita fokus juga ke terminal, stasiun, jambret copet, pelaku hipnotis yang lain-lain yang dapat merugikan masyarakat," ujarnya.
Begitu pula dengan ancaman bencana, Polri akan mengantisipasi sejumlah ancaman bencana alam seperti banjir di sejumlah wilayah, ombak besar di Selat Sunda maupun Gilimanuk serta beberapa daerah rawan letusan gunung berapi. Hal selanjutnya yang terus menjadi perhatian Polri dalam perayaan hari raya adalah terkait stabilitas pangan.
"Stabilitas harga pangan sudah kita lakukan, termasuk operasi pasar, melakukan penegakan hukum terhadap mafia, sekaligus mengamankan," kata Tito.
Polri akan mengerahkan sekitar 90.000 personel untuk mengamankan tempat-tempat ibadah dan wisata selama perayaan Natal 2017 dan tahun baru 2018.