REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tindakan bunuh diri yang dilakukan public figure berpotensi ditiru penggemar. Pemerhati isu pencegahan bunuh diri, Benny Prawira, menjelaskan, perilaku tersebut didominasi disebabkan dua faktor, yakni sosial dan psikologis.
"Dua mekanisme atau faktor ini terjadi bersamaan, hingga menyebabkan fans merasa ingin bunuh diri juga," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/12).
Dari faktor sosial, penggemar sudah merasakan ikatan yang terlampau dekat dengan idola laiknya hubungan romantis antar pasangan. Meski terlihat konyol di pandangan sebagian besar masyarakat awam, perasaan tersebut dirasakan oleh beberapa orang secara nyata. Mereka merasa, sang idola berada di samping mereka secara nyata.
Bersamaan dengan itu, faktor psikologis juga menunjang seseorang untuk bunuh diri. Sifat cenderung depresif membuat keinginannya untuk mengikuti idola bunuh diri semakin kuat. "Karena mereka melihat, itulah cara keluar dari rasa sakit," ucap pendiri komunitas pencegahan bunuh diri, Into The Light Indonesia, itu.
Ketika seorang idola bunuh diri, dua mekanisme inilah yang terjadi hingga menyebabkan penggemar ingin atau bahkan sudah bunuh diri. Terlebih, ketika isu bunuh diri diblow up di media sosial ataupun media lain yang menyebabkan para penggemar bisa mengakses serta menggali informasi lebih mendetail.
Benny melihat, kasus penggemar yang ingin mengikuti idolanya bunuh diri sebenarnya bukanlah hal baru. Saat vokalis Linkin Park, Chester Bennington, bunuh diri pada Juli lalu pun, tidak sedikit fans yang ingin mengikuti jejaknya. "Sebenarnya kasus seperti ini wajar, sebab terjadi reaksi emosional terhadap idola," tuturnya.
Tidak hanya pada anak muda, mengikuti jejak idola untuk bunuh diri juga dirasakan orang dewasa. Benny memberikan contoh ketika aktor Robin Williams bunuh diri pada tiga tahun silam. Tidak sedikit masyarakat usia dewasa hingga lanjut usia menyatakan depresi dan bahkan ingin bunuh diri.
Terbukti, saat itu, layanan crisis hotline di komunitas Into The Light Indonesia tiga kali lebih ramai dibandingkan biasanya. "Salah seorang teman saya di Amerika Serikat bahkan bilang, setelah Robin Williams meninggal, banyak penggemarnya yang masuk ke sesi terapi untuk menenangkan diri dan mengurangi depresi," ucap Benny.