Kamis 21 Dec 2017 04:05 WIB

Berkat Toilet dan Orgil

Soenarwoto Prono Leksono
Foto: istimewa
Soenarwoto Prono Leksono

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Soenarwoto Prono Leksono *)

Setiap diri Muslim pasti punya mimpi atau memiliki keinginan pergi ke Tanah Suci; untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Jika tidak, sepertinya, mereka perlu mengoreksi diri sebagai Muslim. Pasalnya, ibadah ini merupakan perintah agama, rukun Islam yang kelima. Wajib!

Tapi, Heri Setyobudi Triono tak pernah bermimpi. Sebab, ia hanyalah seorang satpam, yang penghasilannya pas-pasan. Sedangkan ongkos daftar umrah tidaklah murah, apalagi haji. Untuk itu, ia tak pernah bermimpi pergi ke Tanah Suci. Sama sekali.

Allahu Akbar! Jika Allah berkehendak, umatnya yang tidak bermimpi pun beroleh kenyataan. Dipanggilnya ke Tanah Suci. "Labbaik allahuma Labaik. Saya benar-benar dipanggil Allah SWT ke Tanah Suci, untuk melaksanakan ibadah umrah. Saya dapat undian umrah gratis dari travel di Madiun saat ikut pengajian Ahad Pagi," ucap syukur Heri, satpam Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMP) ini.

Rejeki, tentu, tak datang begitu saja. Pasti ada amalan atau ibadah yang telah dilakukannya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Oleh karena itu, tak sedikit jamaah bertanya tentang amalan yang telah dilakukan Heri. Apa amalannya?

"Saya tak punya amalan apa-apa. Saya shalat fardhu dan puasa Ramadhan biasa saja, seperti kebanyakan orang menjalankannya. Terus terang, kalau amalan ibadah mahdhah saya, biasa-biasa saja. Malah boleh dibilang saya ini tidak ada apa-apanya. Soal agama, ilmu saya juga cethek," jawabnya.

Tapi, sergah Heri, mungkin amalan muamalah yang telah dilakukannya selama ini yang mengantarkan dirinya bisa pergi umrah dengan gratis. Di antaranya, ia setiap hari diam-diam membersihkan toilet di kampus. Padahal, membersihkan toilet itu bukan tugasnya. "Saya bersihkan toilet itu semata-mata agar yang menggunakan toilet semuanya senang. Melihat toilet bersih dan tidak bau," ujar satpam umur 30-an tahun ini.

Ini masih amalan muamalah. Untuk menambah penghasilan, selesai sebagai Satpam, Heri menjadi tukang parkir. Ia tidak menarik ongkos parkir kepada semua pemilik motor dan mobil yang parkir di tempatnya. Tapi, ia memasang kotak kecil seperti kotak amal dengan ditulisi kata "seikhlasnya". Dengan begitu pemilik motor atau mobil tidak merasa dipaksa bayar parkir di tempatnya.

"Tak sedikit pemilik motor dan mobil tidak mengisi kotak parkir itu. Cuma ucapan terima kasih saja. Tapi, tidak apa. Niat saya juga untuk meringankan ongkos parkir bagi pemilik motor dan pemilik mobil," ujarnya.

Masih, kata Heri, amalan lain yang dilakukan adalah kebiasaannya setiap hari memberi makan orang gila (orgil). Sejak setahun terakhir ini, ada orgil yang selalu datang di rumahnya atau di tempat parkirannya minta makan. Heri jadi iba melihatnya.

Dalam benaknya bertanya, jika dirinya tak bersedia memberinya, lalu siapa yang memberi makan orang gila itu? Sedangkan kebanyakan orang abai dan jijik melihatnya. Begitu pula menurut ibrah agama, hablum minannas atau berbaik dengan sesama, itu wajib hukumnya. Maka, setiap hari ia pun berusaha memberi makan orang gila tersebut.

Malah, jika orang gila itu bosan dengan makan nasi yang diberikan, Heri sering membelikan bakso dan es degan di warung. Heri juga mengaku pernah memandikan orgil yang suka tidur di kuburan desanya itu karena terlalu dekil dan bau tubuhnya. "Mungkin, amalan-amalan inilah yang membuat saya dapat hadiah umrah gratis," tuturnya.

*) Penulis tinggal di Jawa Timur

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement