REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Satgas pangan yang dibentuk Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dan Polres Depok yang bertujuan memantau gejolak harga sembako jelang Natal dan Tahun Baru, mulai melakukan sidak harga sembako, Rabu (20/12). Satgas pangan ini mengawasi pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Depok.
"Satgas pangan juga akan menindak oknum pedagang yang menimbun sembako dan menaikan harga seenaknya," ujar anggota Satgas Pangan, Kasat Reskrim Polres Depok Kompol Kholis Aryana di Mapolres Depok, Rabu (20/12).
Diutarakan Kholis, Satgas Pangan yang anggotanya terdiri dari Satreskrim dan Satintel Polres Depok serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dusdagin) Pemkot Depok juga akan melakukan operasi pasar mencegah terjadinya gejolak harga sembako. "Kami akan menindak para pedagang yang menimbun sembako," katanya menegaskan.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagin Pemkot Depok Anim Mulyana mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi bila terjadi kenaikan harga, salah satunya dengan melakukan operasi pasar. "Kami juga mengimbau warga untuk tidak konsumtif dengan membeli sembako secara berlebihan," jelasnya.
Menurut Anim, berdasarkan data Disdagin Pemkot Depok sudah terjadi kenaikan harga di beberapa kebutuhan sembako, yang berkisar Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Diungkapkan Anim, harga sembako yang sudah merangkak naik yakni bawang merah dari Rp 29.114 per kilogram menjadi Rp 30.236 per kilogram. Lalu, cabai rawit mentah yang semula Rp 23.114 naik menjadi Rp 24.586.
Sedangkan, harga daging sapi murni dan daging ayam broiler masih stabil. Harga dagang sapi murni masih dikisaran Rp 112.857 per kilogram dan daging ayam broiler masih Rp 36.200 serta telur ayam broiler juga masih stabil dengan harga Rp 21.914 per kilogram. "Harga minyak goreng curah masih Rp 11.471 dan gas 3 kg masih Rp 21 ribu," jelas dia.