Rabu 20 Dec 2017 12:19 WIB

Panglima TNI Bikin Kaget Kapolri Saat Naik Sukhoi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto selaku Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) memberikan brevet terbang kehormatan dari TNI-AU kepada para kepala stafnya dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian. Sebelum pemberian brevet dilakukan, Hadi beserta para kepala staf dan Tito terbang menggunakan pesawat tempur.

"Hari ini kita laksanakan terbang dengan menggunakan pesawat Sukhoi. Tujuannya adalah memberikan wing kehormatan kepada Kapolri, KSAD, dan KSAL," ujar Hadi usai menyematkan brevet wing kehormatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (20/12).

Hadi menjelaskan, tujuan utama dari pemberian brevet wing kehormatan ini adalah untuk menunjukkan soliditas antara TNI dan Polri. Ia ingin mempertahankan dan menguatkan soliditas TNI dan Polri yang telah dibina selama ini.

"Tujuan besarnya adalah kita (ingin) menunjukkan soliditas TNI dan Polri yang kita bina selama ini, kita pertahankan dan akan semakin kuat," katanya.

Hadi menjelaskan, ketika mengudara, ia yang menjadi pemimpin. Komandan skuadron kemudian menyerahkan kendali pesawat kepada Hadi. Dengan kendali yang ia pegang itu, Hadi membawa Kapolri, KSAD, dan KSAL.

"Saya terbang membawa Kapolri, KSAD, dan KSAL. Beliau bertiga juga merasakan sensasi handling menggunakan pesawat Sukhoi," ujarnya.

Ada empat pesawat Sukhoi Su-30MK2 dari Lanud Hasanuddin Makassar yang digunakan untuk membawa terbang keempat jenderal berbintang empat itu. Saat di udara, mereka melakukan terbang formasi dengan formasi right echelon. Formasi di mana unit-unit pesawat diatur secara diagonal dan setiap unitnya ditempatkan di belakang dan di sebelah kanan.

"Karena memang cuaca kurang bagus jadi hanya exercise itu yang kita laksanakan. Rencananya mau kita laksanakan adalah exercise two v two. Exercise yang biasa kita lakukan apabila kita melaksanakan intercept pesawat-pesawat musuh," jelasnya.

Menurutnya, jarak pandang saat mengudara cukup bagus, yaitu empat kilometer. Ia pun bersyukur semua rencana dapat berjalan dengan baik walaupun dengan cuaca yang kurang bersahabat.

"Saya yakin Kapolri, KSAD, dan KSAL merasakan sensasi terbang dengan Sukhoi, terutama saat mendarat," ujar Hadi.

Hadi dengan sengaja tak memberitahu ketiga koleganya tentang bagaimana cara pesawat tempur mengerem saat mendarat. Pesawat tempur, saat mengerem menggunakan drag chute atau parasut yang berada di bagian buntut pesawat.

"Saya yakin beliau bertiga tidak menyangka kalau ngeremnya pesawat menggunakan drag chute. Sehingga, semuanya saya yakin kaget semua..hahaha," tutur Hadi diiringi tawa yang juga dilakukan Tito yang berada di belakangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement