Rabu 20 Dec 2017 12:09 WIB

Sore Ini, Presiden akan Resmikan Desa Berlistrik di Papua

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Dwi Murdaningsih
Desa berlistrik di Nabire.
Foto: republika/rakhmat hadi sucipto
Desa berlistrik di Nabire.

REPUBLIKA.CO.ID, NABIRE – Presiden Joko Widodo akan meresmikan 74 desa berlistrik di Provinsi Papua dan Papua Barat pada Rabu (20/12) sore ini. Menurut Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik, 74 desa tersebut bagian dari proyek 191 desa yang dilistriki oleh PLN.

Rofik menjelaskan, total investasi untuk melistriki 74 tersebut mencapai Rp 150 miliar. “Ini menjadi kado istimewa bagi warga di desa pedalaman Papua dan Papua Barat dari PLN,” ungkap Rofik di Nabire, Provinsi Papua, Rabu (20/12).

Menurut Rofik, ada 1.040 keluarga di 74 desa yang tersambung listrik tersebut, sementara potensi pelanggan yang belum tersambung masih banyak, mencapai 2.700 keluarga. Untuk melistriki satu keluarga, PLN mengalokasikan anggaran Rp 150 juta. “Biayanya termasuk tinggi karena beratnya kondisi geografis desa yang akan dilistriki,” ujar  Rofik.

Papua maupun Papua Barat terkenal memiliki kondisi geografis yang sulit. Cuaca di wilayah itu pun ekstrem. Itu menjadi kendala bagi tim PLN dalam menembus desa yang akan dialiri listrik. Kendala lainnya adalah permasalahan sosial. Akan tetapi, PLN tak pernah berputus asa dalam mengejar target listrik desa (lisdes) di kawasan terpencil Papua dan Papua Barat.

"Banyak tantangan yang kami hadapi, di antaranya mobilisasi alat karena medan yang sangat berat. Namun, senyum puas warga yang akhirnya bisa menerima listrik menjadi kebahagiaan kami dan memacu kami untuk terus melistriki desa-desa lainnya," kata Rofik.

Khusus di wilayah Kabupaten Nabire, jelas Rofik, pada Desember 2017 ini PLN akan mengaliri dua desa, yaitu Desa Bomopai dan Parauto yang terletak di Distrik (Kecamatan) Yaro. Kedua desa akan mendapatkan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dengan kapasitas 20 megawatt (MW).

Meski Desa Bomopai berjarak 60 km dari pusat Kota Nabire, butuh lebih dari satu jam untuk menjangkau desa tersebut. Wartawan Republika Rakhmat Hadi Sucipto memantau, perjalanan dari pusat kota ke Desa Bomopai bahkan memakan waktu nyaris dua jam.

Rofik menyatakan, untuk memasok kelistrikan di desa tersebut PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) 3,25 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) 1,0 kms, dan gardu 50 kVA.

Desa Parauto berjarak 66 km dari pusat Kota Nabire dengan 48 kepala keluarga. Untuk menyalurkan listrik ke rumah warga, PLN telah membangun JTM 6,25 kms, JTR 0,9 kms dan gardu 25 kVA.

Dalam dua tahun terakhir, jelas Rofik, PLN telah meningkatkan rasio elektrifikasi Provinsi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen. Rasio desa berlistriknya naik dari 22,02 persen pada 2015 menjadi 29,53 persen pada 2017. Khusus di Provinsi Papua Barat, rasio elektrifikasi meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,76 persen, sementara rasio desa berlistrik dari 33,23 persen pada 2015 menjadi 54,47 persen pada 2017.

“Warga kami sangat senang akan dapat listrik dari PLN. Tapi, baru 57 rumah yang sudah dipasangi meteran listrik. Saya harap rumah lainnya juga segera disambungi listrik,” kata Kepala Desa Bomopai Agustinus Kegou.

Agustinus mengatakan, ada lebih dari 200 rumah di kampungnya. Satu rumah kadang ditempati oleh lebih dari satu keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement