Rabu 20 Dec 2017 08:39 WIB

'Jangan Lupakan Sejarah Pemerintah Darurat RI'

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Jam Gadang, salah satu icon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Foto: ilham0191.wordpress.com
Jam Gadang, salah satu icon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengingatkan warganya untuk selalu mengenang episode sejarah bangsa yang pernah terjadi di Bukittinggi, Sumatra Barat. Saat ibu kota RI yang saat itu berada di Yogyakarta sempat dikuasi pemerintah kolonial pada tahun 1948, Bukittinggi mendapat mandat untuk menjadi pusat pemerintahan.

Penyerahan mandat kedaulatan pemerintahan republik diberikan oleh Presiden Soekarni saat itu kepada Syafaruddin Prawiranegara di Bukittinggi, demi mempertahankan kedaulatan RI. Syafrudin Prawiranegara lalu membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dijalankannya selama 207 hari. Setelah Agresi Militer Belanda II usai, Syafrudin Prawiranegara menyerahkan kembali pemerintahan kepada Soekarno.

Mahyeldi menilai, potongan sejarah yang sangat berharga ini mulai luntur dari ingatan masyarakat Kota Padang, Bukittinggi, dan masyarakat Sumatra Barat pada umumnya. Perlu ada penyegaran ingatan agar sejarah PDRI kembali bergema lagi dalam ingatan masyarakat Sumbar. Apalagi, lanjut Mahyeldi, pembentukan PDRI juga mengilhami peringatan Hari Bela Negara (HBN) yang jatuh setiap 19 Desember.

"HBN adalah satu-satunya hari nasional yang kejadiannya di Sumatera Barat. Kita harus terus merespon dan mengingatnya," ujar Mahyeldi, Selasa (19/12).

Bagi Mahyeldi, Republik Indonesia akan sulit bertahan saat itu bila PDRI tidak dibentuk. Karena melalui medianya, lanjut Mahyeldi, Belanda mengampanyekan pada dunia internasional bahwa Indonesia sudah mereka kuasai. Apalagi saat itu pimpinan RI, Soekarno-Hatta, juga sudah ditangkap.

"Namun dengan adanya PDRI, membatalkan ambisi Belanda untuk menguasai kembali Indonesia," ujar Mahyeldi.

Melalui Radio yang ada di Sumatera Barat dan Aceh (Radio Rimba Raya), berita tentang PDRI disiarkan ke seluruh dunia. Akibatnya pada waktu itu dunia internasional memberikan dukungan kepada Indonesia dan mengecam Agresi Militer Belanda II.

"Sampai akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia," jelas Mahyeldi.

Dalam peringatan Hari Bela Negara tahun ini, Pemerintah Kota Padang menjadikan GOR H Agus Salim sebagai tempat pelaksanaan peringatan HBN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement