Selasa 19 Dec 2017 20:52 WIB

Warga Serahkan Tapir di Perkuburan Cina ke BKSDA

Rep: Issha Harruma/ Red: Hazliansyah
 Dokter Hewan, Cahyo, memeriksa kesehatan Tapir (Tapirus Indicus) di Kebun Binatang gembiraloka Yogyakarta, Jumat (23/3). Untuk mencegah penularan penyakit, dilakukan pemeriksaan rutin untuk Tapir yang meliputi pemeriksaan mata, mulut dan kulit.
Foto: Antara Foto
Dokter Hewan, Cahyo, memeriksa kesehatan Tapir (Tapirus Indicus) di Kebun Binatang gembiraloka Yogyakarta, Jumat (23/3). Untuk mencegah penularan penyakit, dilakukan pemeriksaan rutin untuk Tapir yang meliputi pemeriksaan mata, mulut dan kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUHANBATU SELATAN -- Seekor tapir (Tapirus indicus) ditemukan warga di perkuburan Cina di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Senin (18/12). Satwa langka dilindungi itu kemudian diamankan warga dan kini telah diserahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut.

Tapir berjenis kelamin jantan itu pertama kali ditemukan warga di areal perkuburan Cina di Kampung Kristen, Kota Pinang, Labusel. Awalnya, warga mengira satwa itu adalah babi.

Kini, hewan berkaki empat itu telah dibawa ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) di Aek Godang, Hulu Sihapas, Padang Lawas Utara, Sumut.

Analisis Data Kehumasan BBKSDA Sumut, Evansus R Manalu mengatakan, satwa itu masih membutuhkan perawatan intensif sebelum akhirnya dilepasliarkan kelak.

"Tapir dibawa ke sana (BNWS) untuk mendapat perawatan karena ada beberapa luka saat ditangkap warga," kata Evansus, Selasa (19/12).

Evansus mengatakan, jika kondisi fisiknya sudah memungkinkan, tapir tersebut akan segera dilepasliarkan. Lokasinya akan mempertimbangkan habitat asli hewan herbivora itu.

Sebagaimana diketahui, habitat tapir berada di kawasan hutan Bukit Barisan. Diduga, masuknya satwa langka ini ke permukiman warga akibat hutan yang menjadi tempat tinggalnya telah rusak.

"Karena menurut info yang diterima di lapangan, lokasi dia ditangkap jauh dari hutan. Mungkin kehilangan habitat, masuk ke permukiman warga setelah itu ditangkap," ujar dia.

Sebelum dibawa ke BNWS, tapir lebih dulu dirawat di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Labusel.

Drh Esti Wulandari yang merawat binatang berwarna kulit dominan hitam dan putih itu menyatakan kondisi Tapir dalam keadaan sehat. Dari pemeriksaan, satwa itu diketahui berjenis kelamin jantan.

"Beratnya sekitar 300 Kg dengan usia diperkirakan sekitar 5 tahun," kata Esti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement