Selasa 19 Dec 2017 17:51 WIB

Tugas Berat Sumbar, Listriki Kepulauan Mentawai

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
  Dua petugas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyelesaikan jaringan kabel listrik di wilayah Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (15/8) lalu.
Foto: Republika/Rakhmat Hadi Sucipto
Dua petugas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyelesaikan jaringan kabel listrik di wilayah Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (15/8) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pekerjaan rumah masih mengadang Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, yakni melistriki Kepulauan Mentawai yang masuk dalam jajaran pulau-pulau terluar Indonesia. Hingga 2017 ini, rasio elektrifikasi di Sumatra Barat masih 86,6 persen. Pengganjalnya, Kepulauan Mentawai yang rasio elektrifikasinya masih bertengger di angka 50-an persen.

Secara geografis, memang tak mudah melistriki Kepulauan Mentawai yang terdiri atas empat pulau utama, yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Listrik menjadi komoditas langka bagi masyarakat Mentawai, terlebih yang tinggal di pedalaman. Desa-desa di Mentawai masih banyak yang terletak di daerah terpencil dengan akses utama adalah sungai dan jalan darat yang belum berlapis aspal atau semen.

Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menyebutkan, salah satu solusi untuk mempercepat akses listrik di Mentawai adalah pembangunan jalur trans-Mentawai. Trans-Mentawai merupakan infrastruktur jalan yang dibangun per pulau, dengan menghubungkan satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Nantinya, infrastruktur listrik akan menyusul dibangun dengan mengikuti jalur trans-Mentawai yang sudah eksis.

Berdasarkan pengamatan Republika.co.id, pembangunan jalur trans-Mentawai memang sejalan dengan pembangunan infrastruktur listrik. Jalur jalan yang menghubungkan Muara Sikabaluan dan Desa Malancan misalnya, sudah terlihat tiang-tiang listrik yang didirikan. Meski belum tersambung kabel listrik, namun pengerjaan infrastruktur listrik diharapkan mampu melistriki wilayah pedalaman Mentawai nantinya.

"Mentawai ini yang kami kebut. Tak hanya listrik, blank spot sinyal seluler juga menjadi perhatian kami. Intinya infrastruktur kami kerjakan," ujar Nasrul saat menghadiri pelantikan pengurus Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Sumbar, Selasa (19/12).

Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Sumatra PT PLN (persero), Wiluyo Kusdwiharto menyebutkan bahwa pihaknya tengah merampungkan pengerjaan trasmisi listrik atau tol listrik 275 kV dan 500 kV di Sumatra. Dalam proyeksi pengembangan program 35 ribu MW, ditargetkan pembangunan transmisi listrik hingga 46 ribu kilometer sirkit (kms). Dari angka tersebut 19 ribu kms di antaranya berada di Pulau Sumatra.

Berdasarkan catatan PLN, hingga semester I 2017, sebanyak 1.658 kms transmisi telah dibangun menghubungkan Lahat di Sumatra Selatan dan Payakumbuh di Sumatra Barat, Sarulla dan Sidempuan di Sumatra Utara, serta Pangkalan Susu dan Galang di Sumatra Utara. Saat ini pengerjaan masih dikebut untuk jalur transmisi listrik Payakumbuh, Sumbar hingga Padang Sidempuan, Sumut sepanjang 600 kms.

"Pembangunan tol listrik ini agar semua masyarakat mendapat aliran listrik, hingga pelosok pedalaman sehingga akan berdampak positif terdahadap perekonomian dan kehidupan masyarakat," ujar Wiluyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement