REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 kilometer yang merupakan salah satu proyek strategis nasional di Banten akan dimulai pada Januari 2018 tanpa seremonial peletakan batu pertama.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten Hudaya Latucosina mengatakan, sebelumnya peletakan batu pertama atau 'groundbreaking' pembangunan tol Serang-Panimbang tersebut akan dilaksanakan Oktober 2017. Namun demikian, peletakan batu pertama yang direncanakan akan dilakukan oleh Preseiden Joko Widodo gagal dilaksanakan karena berbagai hal.
"Kemarin saya ketemu dengan perwakilan PT Wijaya Karya (Wika) di sini, jadi bukan batal, tapi tidakjadi dilakukan,'' kata Hudaya usai menghadiri Pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten 2017-2022 di Serang, Senin (18/12).
Menurut Hudaya, PT Wika menjelaskan akan mulai membangun jalan tol Serang-Panimbang pada Januari 2018 dan tanpa agenda seremonial groundbreaking. "Pak Presiden juga agendanya padat sehingga PT Wika memutuskan tidak ada agenda seremonial seperti itu," kata Hudaya.
Ia mengatakan, batalnya agenda peletakan batu pertama diakibatkan sejumlah hal, selain agenda Presiden yang padat, pembebasan lahan untuk tol tersebut juga belum selesai dilakukan. "Kabupaten dan Kota Serang lima desa lagi yang belum selesai, Pandeglang sudah, Kabupaten Lebak tinggal beberapa," kata Hudaya.
Namun demikian, Hudaya tidak menjelaskan secara rinci penyebab kesulitan proses pembebasan sebagian lahan untuk jalan tol yang melintasi empat kabupaten/kota di Banten tersebut, yakni Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. "Penyebabnya biasalah, tapi informasinya sekarang dalam proses pembayaran," katanya.
Sebelumnya dalam penetapan lokasi pembangunan jalan tol tersebut kebutuhan lahan sekitar 785 hektare melalui 50 desa/kelurahan, 14 kecamatan dan empat kabupaten/kota.