REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, meluncurkan uji coba pengoperasian moda transportasi massal berbasis bus, yakni Transpatriot, Senin (18/12). Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berharap Transpatriot akan menjadi moda transportasi andalan warga Bekasi.
“Hari ini, Pemerintah Kota Bekasi melakukan sosialisasi mengenai keberadaan bus Transpatriot untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya, di Plaza Pemerintah Kota Bekasi, Senin.
Dia mengatakan Pemkot Bekasi tidak langsung mengoperasikan moda transportasi namun melalui uji coba. Tahap uji coba atau sosialisasi ini dilakukan karena sembilan bus bus bernuansa hijau-kuning itu masih berpelat merah.
Pelat merah menunjukkan kendaraan milik pemerintah sedangkan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut penumpang harus menggunakan pelat berwarna kuning. Dengan demikian, sembilan bus Transpatriot belum bisa digunakan untuk mengangkut penumpang.
Kepala Bidang Pengembangan Perhubungan, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, M Solikhin mengatakan selama tahap sosialisasi atau uji coba, masyarakat boleh menaiki bus Transpatriot secara gratis. Uji coba itu berlangsung sehingga semua bus, yakni sembilan unit, menggunakan pelat kuning.
Sebelum pengoperasian, dia mengatakan, Pemkot Bekasi juga akan melakukan evaluasi, khususnya terkait antusiasme masyarakat dan dampaknya terhadap moda angkutan lain. Dia menambahkan ada dua trayek yang akan dilintasi oleh bus Transpatriot, yakni Harapan Indah-Terminal Induk Kota Bekasi dan Terminal Induk Kota Bekasi-Pondokgede.
Dia menambahkan Dishub Kota Bekasi akan mengoptimalkan pengoperasian sembilan bus di dua trayek tersebut. “Nanti ke depan, kami akan ajukan kepada Pemerintah Pusat untuk penambahan jumlah bus sedang ini untuk mengisi trayek-trayek lain,” ujar dia.
Bus Transpatriot memiliki kapasitas 21 kursi, dengan dua kursi untuk penyandang disabilitas, dan 20 orang berdiri. Bus dilengkapi sejumlah fasilitas seperti pendingin udara (AC) dan wifi. “Saat ini bus sudah ber-AC dan nantinya akan dilengkapi fasilitas Wi-Fi,” kata dia.
Jika sudah beroperasi secara penuh maka warga yang naik Transpatriot harus membayar Rp 3.500, atau sama dengan bus Transjakarta yang beroperasi di Jakarta. Tarif tersebut berlaku untuk jarak dekat maupun jauh.
Solikhin menerangkan tarif bus itu sudah termasuk bantuan subsidi oleh pemerintah daerah. Transpatriot juga nantinya akan menetapkan sistem tap dan cashless pada pembayaran tiketnya. Di dalam bus, telah tersedia fasilitas tap kartu untuk pembayaran.
“Itu nanti juga akan kami kembangkan, karena kami inginnya kartunya hanya satu yang berlaku universal, sehingga masyarakat tak koleksi kartu lagi,” katanya.
Ia pun optimistis nantinya Transpatriot bisa mengalihkan kebiasaan masyarakat naik kendaraan pribadi ke kendaraan umum. “Semoga bisa lancar sampai nanti beroperasi,” katanya.
Saat uji coba pada Senin (18/12) pagi, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Wakil Wali Kota Ahmad Syaikhu, mencoba menaiki Bus Trans Patriot dengan jalur Jalan Ahmad Yani-Jalan Pekayon-Jatiasih-Rawalumbu-Cut Meutia-Jalan Kartini-Jalan Veteran.
Hadir pula dalam peresmian Bus Trans Patriot dengan pemotongan pita adalah Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Kombes Indarto, Komandan Dandim 0507/Bekasi Letkol Inf. Wawan Kusnendar, beserta pemangku kebijakan lain.