REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, siap mengalokasikan anggaran untuk perbaikan bangunan rusak akibat terdampak bencana gempa bumi berkekuatan 6,9 Skala Richter di Barat Daya Tasikmalaya beberapa waktu lalu.
"Besok (Senin) akan kami rapatkan dan ditinjau dulu soal BTT (Biaya Tak Terduga) untuk perbaikan rumah rusak," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Ahad.
Ia menuturkan, gempa bumi yang terjadi Jumat tengah malam itu telah menimbulkan kepanikan bagi warga Garut terutama di pesisir pantai, karena sesaat setelah gempa ada peringatan dini tsunami.
Namun dampak dari bencana itu, kata dia, tidak terlalu parah. Daerah yang terdampak hanya sembilan dari 42 kecamatan di Garut.
Kerusakan di daerah terdampak itu, kata dia, seperti bangunan rumah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk, bangunan sekolah dan masjid dengan tingkat kerusakan ringan, sedang dan berat.
"Lebih dari 100 rumah rusak ringan sampai berat, fasilitas publik juga ada yang rusak ringan seperti di RSU Pameungpeuk, tapi tidak mengganggu aktivitas pelayanan," katanya.
Ia menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Garut tidak menetapkan status Tanggap Darurat dalam bencana alam gempa tersebut, karena dampaknya tidak terlalu besar.
Namun Pemerintah Kabupaten Garut, lanjut dia, akan berupaya mengeluarkan dana BTT untuk memperbaiki kerusakan dampak bencana gempa. "Dana BTT bisa dikeluarkan walau tak berstatus tanggap darurat," katanya.
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jabar yang terdampak gempa Tasikmalaya. Garut merupakan kawasan yang berdampingan dengan Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki laut satu garis pantai antara Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Pangandaran.