REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi bela Palestina yang digelar di Lapangan Monas, Jakarta, menghasilkan beberapa petisi penolakan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina. Ada tujuh petisi yang dituangkan untuk memboikot AS yang berisi politik berkeadilan.
Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, isi petisi tersebut agar Trump mencabut keputusannya. "Kami boikot Amerika, kalau dalam 7 sampai 10 hari tidak ada keputusan yang kongkrit dari Trump maka kemungkinan besar masyarakat Indonesia akan mengeluarkan unek-unek melalui media sosial," ujarnya di Kawasan Monas, Jakarta, Ahad (17/12).
Menurutnya, cara mengeluarkan pendapatan penolakan AS melalui media sosial sangat efektif mengingat di jaman era teknologi ini. Sehingga ini menjadi kekuatan umat Islam juga menekan keputusan Trump.
"Gerakan ini (sosial media) akan bergerak di setiap wilayah dan daerah, supaya semangat dan persatuan tetap terjaga dan mendukung langkah pemerintah Indonesia yang secara tegas menyatakan penolakan dan sidang OKI kemarin," katanya.
Apabila nantinya dalam waktu 10 hari tidak ada respon dari Trump maka masyarakat Indonesia diminta tidak menggunakan produk dari Amerika Serikat. "Melakukan boikot terhadap produk Israel dan Amerika di tanah air. Mengajak seluruh umat agar memberikan bantuan kepada Palestina berupa kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah kepada rakyat Palestina," jelasnya.