REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengikuti Aksi Bela Palestina bersama MUI, ormas-ormas Islam dan sejumlah tokoh ulama di Halaman Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Ahad (17/12). Ribuan masyarakat Muslim turut hadir di Monas memenuhi seruan para ulama untuk bersama-sama menggelar Aksi Bela Palestina.
Mereka menggelar Aksi Bela Palestina dalam rangka menyikapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Juga untuk menuntut Trump membatalkan keputusannya mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel secara sepihak.
Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Aa Gym menyampaikan, harapan dari Aksi Bela Palestina yang paling penting adalah perubahan. Ada empat hal. Pertama, berharap keimanan umat semakin kuat. Ini adalah panggilan keimanan.
"Bahwa yang bisa menolong itu adalah Allah, jadi tidak cukup kita hanya kumpul begini," kata Aa Gym saat diwawancarai Republika.co.id di Monas, Ahad (17/12).
Ia mengatakan, yang kedua, umat diharapkan amalnya meningkat. Ibadahnya jadi lebih bagus, doanya lebih banyak dan sedekahnya lebih melimpah. Jadi harus ada perubahan. Ketiga, dakwah tawashaw bil haq. Semua orang mulai mensosialisasikan keberadaan Palestina. Juga mengabarkan penjajahan Israel terhadap Palestina.
"Dan yang terakhir (keempat) adalah tawashaw bish-shabr, makin menjadi masyarakat yang bisa mengendalikan diri dan bisa membuat orang lain bisa mengendalikan diri," ujarnya.
Aa Gym menegaskan, kerusakan terjadi kalau umat tidak bersatu. Jadi kalau umat berbicara apapun, hanya akan sekedar suara saja kalau umatnya tidak bersatu. Diharapkan umat dapat bersatu melalui kejadian ini. Aa Gym juga menyampaikan, dalam Aksi Bela Palestina, ormas-ormas Islam yang berpartisipasi lebih lengkap.