REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Perkampungan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak sejak empat hari terakhir ini ramai merayakan selamatan padi. "Perayaan itu diramaikan dengan permainan musik angklung mulai pukul 20.00 WIB sampai 03.20 WIB," kata Santa (45) seorang warga Badui saat dihubungi di Lebak, Sabtu (16/12).
Selama ini, antarkampung di permukiman kawasan masyarakat Badui secara bergiliran merayakan selamatan padi agar tanaman padi huma yang ditanam menghasilkan produksi melimpah. Masyarakat Badui pada November 2017 sudah tanam padi huma secara serentak sesuai kalender adat.
Biasanya, setelah selesai tanam padi huma maka masyarakat Badui kembali ke perkampungan untuk merayakan selamatan padi dengan menghibur musik angklung yang terbuat dari bambu. Bunyi angklung berirama juga bersahutan dan diiringi dengan nyanyian hingga semalam suntuk.
Perayaan selamatan padi, selain menghibur juga bisa berkumpul bersama saudara dan tetangga. Sebab, masyarakat Badui selama bertani padi huma mereka tinggal di hutan-hutan garapan.
"Kami sendiri kembali ke kampung di Cipiit Desa Kanekes bisa dihitung dalam setahun, karena memiliki garapan di kawasan hutan milik Perum Perhutan di Kecamatan Gunungkencana," katanya.
Menurut dia, semua warga Badui mengandalkan kehidupan ekonominya bertani ladang dengan tanam padi, pisang, tebu endog, sayuran, singkong, palawija. Selain itu juga tanaman keras, seperti albasia, mahoni, jati yang dijadikan sebagai tanaman tabungan masa depan.
Mereka bertani ladang,selain di lahan hak tanah adat ulayat Badui juga menyewa lahan ke luar lahan hak adat juga menggarap lahan Perum Perhutani. Lahan hak garap pertanian Badui tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Sobang, Cirinten, Cimarga, Cileles, Gunungkencana, Muncang dan Bojongmanik.
"Semua warga Badui berprofesi petani sehingga belum pernah warga Badui terjadi kerawanan pangan," katanya.
Tokoh Badui juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Saija mengatakan perayaan selamatan padi hampir dirayakan semua kampung yang ada di kawasan tanah hak ulayat Badui. Perayaan selamatan padi untuk mempererat silatuhrahmi sehingga mereka bisa berkumpul dengan saudara, teman dan tetangga.
Mereka merayakan itu dengan hiburan musik angklung hingga semalam suntuk. "Kami terus melestarikan kesenian angklung karena khas warga Badui," katanya.