Sabtu 16 Dec 2017 21:52 WIB

Megawati Ingin Indonesia Berdaulat Pangan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Megawati Soekarnoputri.
Foto: ANTARA
Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebutkan, penting untuk bangsa ini menjaga kekayaan alam dengan arif dan bijaksana. Ia juga menginginkan Indonesia bukan hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi menuju ke kedaulatan pangan.

"Kekayaan alam jadi modal yang harus dimanfaatkan secara bijaksana. Tak ada salahnya mengadopsi pola hidup masyarakat adat yang bersinergi dengan alam dan lingkungan," ungkap Megawati dalam pidato pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tiga Pilar PDIP di ICE BSD, Tangerang, Banten, Sabtu (16/12).

Megawati mengisahkan, saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI), ia selalu menegaskan kekayaan alam Indonesia sangat luar biasa. Maka, ketika negara lain bertanya apa yang dimiliki Indonesia, ia justru balik bertanya apa yan diinginkan mereka.

"Kekayaan hayati, keanekaragaman flora dan fauna Indonesia luar biasa. Endemik indonesia yang tidak dimiliki negara lain adalah aset negara. Saya sedang memperjuangkan paten soal kekayaan Indonesia," kata dia.

Ia juga menyebutkan, dengan semakin majunya teknologi di bidang genetika, pencurian flora dan fauna dapat dengan mudah dilakukan. Karena itu, ia meminta para kader-kadernya untuk mendata kekayaan alam dan intelektual daerahnya masing-masing.

"Saya instruksikan kepada kader partai untuk mendata kekayaan hayati dan intelektual di daerah masing-masing. Untuk nantinya kita daftarkan sebagai kekayaan negara indonesia," ujar dia.

Kemudian, Megawati mempersoalkan sebutan kebijakan pemerintah soal pangan. Menurutnya, seharusnya pemerintah bukan sekadar mengingatkan untuk agar menjaga ketahanan pangan. Dalam pembangunan yang berdiri di kaki se diri (berdikari), kata Megawati, yang penting adalah kedaulatan pangan.

"Disebutnya kita harus selalu mempertahankan pangan kita. Kami tak setuju hal itu. Yang harus dilakukan sebenarnya adalah kedaulatan pangan kita," jelas dia.

Baginya, ketahanan pangan berbeda dengan kedaulatan pangan. Ketahanan pangan hanyalah berorientasi kepada ketersediaan pangan tanpa mempedulikan asal-muasalnya. Karena itu kegiatan impor pangan pun menjadi hal biasa tanpa memedulikan nasib petani dan pelaku industri pangan dalam negeri.

"Itu soal keberlangsungan hidup suatu bangsa. Dari kehidupan petani, kedaultn air, tanah, energi. Bahkan bagaimana didistribusikan ke rakyat dengan murah dan cepat," tutur dia.

Sehingga, ujar Megawati, kedaualatan pangan berarti, ketersediaan pangan yang pertama kali, dan harus pertama, berasal dari dalam negeri sendiri.  "Bukan berarti saya antiasing. Tidak sama sekali. Tapi inilah bagi kami makna kedaulatan pangan," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement