Sabtu 16 Dec 2017 17:58 WIB

Airlangga Mengaku Diamanahi Bawa 'Golkar Bersih dan Bangkit'

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Joko Sadewo
Menteri Perindustrian yang juga kader Golkar Airlangga Hartarto (kanan) menghadiri rapat pleno di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (21/11).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perindustrian yang juga kader Golkar Airlangga Hartarto (kanan) menghadiri rapat pleno di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 80 persen dukungan DPD Partai Golkar sudah diperoleh Airlangga Hartanto untuk musyawarah nasional luar biasa (munaslub) mendatang. Tidak itu saja, Airlangga mengaku mendapat dukungan dari akar rumput kader Golkar.

"Ditingkat pemilih juga mengarahkan memberi dukungan atau amanah untuk melakukan perubahan menuju Golkar bersih dan Golkar bangkit,” kata Ketua Umum Partai Golkar  Airlangga saat ditemui di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/12).

Hal ini, terlihat dari hasil survei yang dilakukan LSI, yang menyebut Airlangga mendapat dukungan tertinggi dibanding Azis Syamsuddin, Titiek Soeharto, maupun Idrus Marham.

Ditanya soal dukungan yang sudah diperolehnya untuk Munaslub Partai Golkar, Airlangga mengatakan dukungan tertulis dari DPD-DPD Golkar mencapai 80 persen.  "Ya tentunya, khususnya untuk munas hari ini sudah hampir dari 80 persen secara tertulis," kata Airlangga yang juga Menteri Perindustrian RI tersebut.

Sebelumnya Airlangga dalam pleno Partai Golkar juga terpilih secara aklamasi untuk menjadi ketua umum Partai Golkar, pada Rabu (13/12). Ia menggantikan ketua umum sebelumnya Setya Novanto, yang dicopot karena menjadi tersangka dan ditahan KPK dalam kasus dugaan korupsi KTP elektronik.

Setelah dipilih dalam pleno Partai Golkar, pengangkatan Airlangga akan diajukan dalam Munaslub Partai Golkar, pada 18-19 Desember. Ada kemungkinan munaslub hanya akan mengesahkan hasil rapat pleno Partai Golkar.

Airlangga mengatakan  ia telah mendapat dukungan dari DPD I dan DPD II Golkar. Termasuk ormas Tri Karya pendiri Partai Golkar. 

"Jadi hampir DPD tingkat 1, seratus persen ormas yang didirikan dan mendirikan Partai Golkat, kemudian 80 persen dari dpd tingkat 2," tambahnya.

Sebelumnya, dalam Rapat Pleno DPP Golkar memutuskan menonaktifkan Setya Novanto dari posisi ketua umum dan digantikan oleh Airlangga Hartanto. Keputusan ini sempat mendapat tantangan dari sejumlah kader, mengingat banyak kader yang juga ingin maju menggantikan Setnov. Diantaranya, Titik Suharto, Azis Syamsudin dan juga Priyo Budi Santoso.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement