Sabtu 16 Dec 2017 17:33 WIB

Airlangga Jadi Ketum, Golkar tak Jadi Pusat Perhatian

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai setelah Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar maka partai berlambang pohon beringin itu tidak lagi disorot media dan menjadi pusat perhatian publik.

Bagaimanapun, menurutnya, perhatian publik dibutuhkan dalam politik. Menurut Burhanuddin, hal itulah yang menjadi sisi negatif seusai Airlangga terpilih menjadi ketum Golkar.

"Minusnya, Golkar kehilangan kesempatan menjadi perhatian publik secara terus menerus, karena dalam politik, pusat perhatian itu penting. Tapi sekarang sinetronnya sudah berhenti," tutur dia dalam diskusi publik yang digelar Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) di Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).

Namun, lanjut Burhanuddin, Golkar tetap bisa menjadi pusat perhatian publik jika Airlangga selaku ketum membuaf berbagai terobosan. Beberapa terobosan misalnya dengan menggulirkan isu antikorupsi dan membidik pemilih dari kawula muda.

"Kalau misalnya Airlangga sebagai ketum ingin menjadikan Golkar pusat perhatian yang tak lepas dari publikasi media, mau tak mau Airlangga harus pimpin Golkar dengan berbagai terobosan," ujarnya.

Terlepas dari sisi negatif tersebut, tetap ada sisi positif setelah Airlangga menjadi ketum. Golkar, di mata Burhanuddin, di bawah kepemimpinan Airlangga akan lebih mudah melakukan konsolidasi di dalam secara mulus, terutama saat di rapimnas dan Munaslub nanti.

Dengan demikian, persoalan menghadapi Pilkada Serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019 pun akan lebih cepat diselesaikan. "Juga dengan adanya aklamasi terhadap Airlangga, maka Golkar juga tidak perlu repot-repot saling tikam di internal," ucap Burhanuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement