REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengajak warga terutama kaum laki-laki yang berdomisili di Distrik Biak Timur, Provinsi Papua untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan.
"Pendekatan kepada laki-laki pelaku kekerasan sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan masih belum banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat. Padahal memberikan perhatian pada laki-laki juga menjadi hal yang sangat penting," kata Menteri Yohana Yembise melalui keterangan tertulis yang diterima di Jayapura, Sabtu (16/12).
Menteri Yohana menyampaikan hal itu dalam Kegiatan Temu Masyarakat Adat Biak mengenai Pentingnya Pelibatan Laki-laki dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (He for She) di Distrik Biak Timur, Jumat (15/12) lalu.
"Pada kasus kekerasan terhadap perempuan, tentunya sepakat bahwa laki-laki menjadi bagian dari masalah. Namun perlu juga disadari, bahwa laki-laki juga dapat menjadi bagian dari solusi," kata Menteri Yohana.
Dia menuturkan, kaum perempuan harus mengubah cara pandang terhadap kaum laki-laki, dengan tidak melihat mereka sebagai akar masalah, namun melihat laki-laki sebagai bagian dari pemecahan masalah.
Kepala Kampung Solia, Distrik Biak Timur Yosua mengatakan bahwa kaum laki-laki tidak bisa memungkiri mengenai kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan, khususnya dalam kehidupan rumah tangga. Ia berharap agar kegiatan He for She juga dapat diterapkan di dunia pendidikan, seperti dijadikan muatan lokal agar anak-anak sedari dini dapat mengetahui peran masing-masing dengan baik.
"Kehadiran masyarakat dan tokoh adat Papua dalam membahas persoalan perempuan dan anak bertujuan untuk mencari solusi terbaik bagi masyarakat Papua, khususnya dalam rangka menyamakan persepsi kita bersama. Selama ini kita cenderung memposisikan kaum laki-laki sebagai pihak yang jahat, hal tersebut justru akan semakin menjauhkan masalah kekerasan terhadap perempuan dari solusinya," ujar dia.