REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah warga Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat sudah mulai mengungsi menyusul gempa bumi yang mengguncang wilayah selatan Bumi Pasundan tersebut, Jumat (15/12) tengah malam.
"Di Cipatujah atos ngarungsi (sudah mengungsi), lampu langsung mati, air laut langsung pasang," kata Ahmad Opang (40 tahun) kepada Republika, Sabtu (16/12) dini hari.
Opang melanjutkan, orang tua kawannya yang bekerja di daerah Pantai Pangandaran, Sukabumi, juga mengabarkan hal serupa. Menurut dia, gempa gumi yang terjadi menjelang tengah malam tersebut membuat warga berhamburan ke luar rumah. "Tidak berani berada di luar rumah. Takut ada gempa lagi," kata Opang.
Dalam keterangan via pesan whatsapp yang diterima Republika dari Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan Joko Siswanto, gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Sukabumi dan wilayah lain di bagian selatan Jawa Barat. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi terjadi dengan episenter terletak pada koordinat 7.29 LS dan 106.69 BT, tepatnya pada jarak 48 kilometer barat daya Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman 50 kilometer.
Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di wilayah Sukabumi dan sekitarnya. Berdasarkan laporan masyarakat, kata Joko, gempa bumi dirasakan di daerah Jampang dan Surade I SIG-BMKG (I-II MMI), Namun demikian, hingga saat ini belum ada laporan adanya kerusakan.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak gempa bumi merupakan gempa bumi kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia yang mengakibatkan deformasi batuan.
Hasil monitoring BMKG hingga saat ini menunjukkan belum terjadi gempa bumi susulan. "Untuk itu, kepada masyarakat di daerah wilayah Sukabumi, Jawa Barat dan sekitarnya diimbau agar tetap tenang," kata Joko.